Jakarta, Gatra.com - Perum Badan Urusan Logistik (Bulog) mengklaim telah menggelontorkan beras kepada masyarakat hingga 1,2 juta ton. Beras itu dikucurkan untuk program Ketersediaan Pasokan dan Stabilisasi Harga (KPSH) sepanjang tahun 2022 ini.
Direktur Utama Perum Bulog, Budi Waseso, menyebut capaian penyaluran beras kali ini menjadi sejarah baru bagi Bulog. Ia mengklaim jumlah penyaluran beras untuk stabilisasi harga tahun ini menjadi yang terbesar sejak pertama kali Bulog didirikan.
"Sesuai penugasan negara dan dalam kerangka stabilisasi ekonomi yang lebih luas, Bulog akan terus menggelar operasi pasar secara masif dengan adanya tambahan stok dari beras impor," ujar pria yang akrab disapa Buwas dalam keterangan resmi, Kamis (22/12).
Impor Untuk Cadangan Nasional
Ihwal beras impor yang didatangkan Bulog, Buwas menegaskan hal itu dilakukan hanya untuk memperkuat cadangan beras nasional. Sehingga, menurut dia, kebijakan impor beras tidak akan mengganggu petani di dalam negeri.
Lebih lanjut, kata Buwas, petani pun baru akan panen tiga bulan lagi, yaitu pada akhir Februari atau awal Maret 2023. “Di samping beras impor masuk, kami juga masih menyerap beras Petani dalam negeri sampai dengan saat ini," ungkapnya.
Adapun berdasarkan data Bulog hingga saat ini, jumlah penyerapan beras di dalam negeri sekitar 991 ribu ton. Sementara beras impor yang sudah tiba di RI sebanyak 20 ribu ton. Beras impor itu akan terus bertambah hingga akhir tahun ini.
Buwas menilai, kebijakan pemerintah untuk mengimpor beras sebesar 500 ribu ton melalui Perum Bulog dipastikan memberi dampak untuk menahan laju kenaikan harga beras. Dengan adanya impor beras dan pasokan CBP terpenuhi, sambungnya, harga beras di pasaran dipastikan akan mengalami penurunan.
“Psikologisnya, begitu kita datangkan impor ada kepastian barang, dan ketika pasar sudah mengetahui Bulog punya barang maka sangat diyakini harga akan bisa terkendali,” kata dia.
Stabilisasi Harga Untuk Rakyat
Karena itu, Buwas berjanji stabilisasi harga beras akan terus dilakukan pemerintah. Bahkan ia mengaku pelaksanaan program KPSH murni untuk stabilisasi tanpa ada unsur kepentingan lainnya. "Kecuali kepentingan rakyat, terlebih di tengah situasi seperti sekarang," tuturnya.
Buwas berujar, pihaknya pun telah mengeluarkan instruksi ke seluruh jajaran bahwa program KPSH harus berjalan lancar sepanjang tahun. Selain itu, menurutnya koordinasi antara pemerintah pusat dan daerah masih berlanjut agar tidak terjadi lonjakan harga.
Karena itu, kata Buwas, masyarakat tidak perlu khawatir, karena pihaknya menjamin ketersediaan beras di masyarakat dengan harga terjangkau meskipun di pasaran ada sedikit kenaikan harga.
“Kami melakukan pemantauan secara terus-menerus dan kami akan terus membanjiri pasar dengan kekuatan stok CBP saat ini di mana sudah ada tambahan dari beras impor. Penyaluran Operasi Pasar yang dilakukan Bulog akan terus bertambah jumlahnya sampai akhir tahun," imbuh Buwas.