Jakarta, Gatra.com - Buku berjudul "Menembus Keterbatasan" telah resmi diluncurkan sejak Jumat (16/12) lalu. Mengangkat isu disabilitas, 39 atlet bertalenta khusus Special Olympics Indonesia (SOIna) menjadi penulis dalam buku ini.
Buku antologi ini berkisah tentang bagaimana para 39 atlet itu berjuang menghadapi masa pandemi Covid-19 dengan tetap berlatih dan mengukir prestasi dalam kejuaraan yang digelar SOIna. Proses penulisan ini pun dilakukan melalui jalan panjang dan berliku.
"Teman-teman penulis buku ini adalah atlet SOIna yang memiliki disabilitas intelektual. Ini benar-benar tidak mudah, tidak semua sudah bisa baca-tulis. Banyak yang belum lancar, tapi semangat mereka dahsyat," ucap Direktur Intelektual Disability sekaligus pembina penulisan, Herlina Kristianti, saat dihubungi Gatra.com, Kamis (22/12).
Hanni--panggilan akrab Herlina--menjelaskan bahwa proses penulisan dilakukan selama satu tahun. Persiapan mula-mula dilakukan dengan mengikutsertakan para atlet dalam pelatihan menulis secara virtual, karena proses berlangsung selama masa pandemi.
"Kami latihan bikin judul, semua coba bikin kalimat pembuka, membuat bagan tulisan, lalu bertahap membuat tulisan kalimat demi kalimat, dan menjadikan paragraf demi paragraf hingga membuat bio data," lanjut Hanni.
Setiap hari, para penulis pun saling membagi progresnya masing-masing melalui grup WhatsApp. Monitor dan koordinasi turut dilakukan dengan melibatkan orang tua dan pelatih sehingga hasil tulisan pun bisa sesuai dengan apa yang dilalui penulis. Orang tua, menurut Hanni, juga berperan dalam memberikan dan mengumpulkan data prestasi anak-anak mereka.
"Kalau ada kalimat yang kurang dimengerti, kita kirim pesan WhatsApp atau telpon. Kita juga konfirmasi data yang anak-anak sampaikan, benar enggak, ke orangtua atau pelatih cabang olahraga mereka," terang Hanni.
Hanni menjelaskan umumnya kesulitan yang dihadapi para atlet adalah menyampaikan apa yang mereka pikirkan. Ia menyebut, apa yang dipikirkan para penulis itu cenderung sangat sederhana, lugu dan tulus. "Mereka sangat membutuhkan bantuan tahap demi tahap agar bisa menuangkan kenangan-kenangan saat berlatih dan upaya dalam latihan untuk mencapai prestasi mereka," katanya.
Hanni pun bersyukur dengan terbitnya buku ini, dan bahkan menyebutnya sebagai keajaiban. Ia kembali dapat melihat bagaimana perjuangan yang dilakukan penulis sekaligus atlet ini dalam berlatih demi meraih prestasi.
"Saat membaca kalimat demi kalimat, lihat foto mereka, saya menangis dan banyak kisah menyentuh hati. Perjuangan atlet ini, segala upaya mereka mewakili Indonesia di ajang olimpiade internasional dan bagaimana harapan mereka akan masa depan yang lebih baik," ujarnya.
Tahun depan, para atlet akan bertolak ke Berlin, Jerman, untuk mengukuti gelaran Special Olimpyc World Summer Games. Karenanya, dukungan dari seluruh pihak, kata Hanni, diperlukan agar mereka dapat mempersembahkan prestasi terbaik bagi Indonesia.
"Setiap kita adalah bagian penting bagi anak-anak istimewa ini. Mereka adalah atlet bertalenta khusus yang juga putra-putri bangsa sejati, ingin turut mengabdi bagi Indonesia. Beri mereka kesempatan, fokus pada potensi mereka, bantu mereka mewujudkan cita dan prestasi," pungkas Hanni.