Beijing, Gatra.com - China menjadi negara pengimpor gas alam cair (LNG) Rusia dalam jumlah yang cukup besar dan mencapai rekor bulan lalu. Begitu juga rekor penjualan minyak mentah dan batu bara melonjak karena pembeli lain khususnya negara Barat, menghindari produk energi Rusia sebagai sanksi atas invasi ke Ukraina.
Dikutip Bloomberg Rabu (21/12), data bea cukai China mencatat penjualan LNG Rusia naik dua kali lipat dari tahun sebelumnya menjadi 852.000 ton pada November, meskipun ada penurunan 5,4 persen dalam total pembelian bahan bakar super China.
Pipa gas alam yang disalurkan melalui darat dari Rusia mungkin juga meningkat, sejalan dengan peningkatan total impor pipa yang dicatat oleh bea cukai, meskipun China belum menjelaskan berapa banyak yang berasal dari tetangganya itu sejak awal tahun.
Baca Juga: Rusia - China Dobrak Ekspansi Jalur Pipa Gas via Mongolia Tahun 2024
Keseluruhan pembelian energi Rusia, termasuk produk minyak, mencapai $8 miliar pada November, dari revisi $7,8 miliar pada bulan sebelumnya.
Totalnya saat ini mencapai $68 miliar sejak perang di Ukraina dimulai dari $41 miliar pada periode yang sama tahun lalu. Rekor untuk satu bulan adalah $ 8,4 miliar yang ditetapkan pada bulan Agustus.
Impor minyak dari Rusia pada November naik 17 persen dari tahun sebelumnya menjadi 7,81 juta ton. Jumlah tertinggi sejak Agustus dan melampaui Arab Saudi sebagai pemasok utama China. Pengiriman minyak mentah Rusia sejak itu telah runtuh setelah negara-negara Kelompok Tujuh memberlakukan langkah-langkah yang menargetkan pendapatan minyak Moskow awal bulan ini, termasuk penurunan kargo ke Asia yang dipengaruhi sanksi.
Impor batu bara dari Rusia, termasuk batu bara coklat, melonjak 41% menjadi 7,2 juta ton. Sekitar 2,1 juta ton dari angka itu adalah batu bara kokas untuk industri baja, dua kali jumlah tahun lalu, namun masih lebih rendah dari rekor yang dicapai pada bulan September.
Baca Juga: Impor Energi China dari Rusia Melonjak: Rusia Lampaui Indonesia Jadi Pemasok Utama Batu Bara
Penjualan Rusia tumbuh meskipun terjadi kontraksi yang lebih tajam pada impor China dari bulan sebelumnya. Perlambatan ekonomi membatasi pengiriman barang-barang dari gas ke tembaga, meskipun pembelian minyak mentah menjadi titik terang, karena kilang menanggapi prospek lonjakan ekspor bahan bakar setelah Beijing mengeluarkan kuota terbesarnya tahun ini.
Data berikut menunjukkan impor dari Rusia pada bulan November dibandingkan dengan tahun sebelumnya:
Impor tembaga olahan melonjak 29 persen menjadi 43.101 ton
Impor nikel rafinasi naik 37% menjadi 6.247 ton
Impor aluminium olahan naik lebih dari tiga kali lipat menjadi 56.122 ton
Impor paladium melonjak 28 persen menjadi 416 kilogram
Impor emas turun 7 persen menjadi 692 kg
Impor gandum melonjak 1,7 kali lipat menjadi 5.854 ton.