Doha, Gatra.com – Didier Deschamps nyaris menjadi pelatih kedua yang sukses memenangkan trofi Piala Dunia sebanyak dua kali.
Namun hal itu gagal terjadi usai Prancis kalah adu penalti dari Argentina di babak final Piala Dunia 2022 Qatar. Usai bermain 3-3 di waktu normal dan extra time, Prancis menyerah 2-4 di babak tos-tosan.
Baca Juga: Lionel Scaloni Sejajar dengan Duo Pelatih Brasil
Sejauh ini, Vittorio Pozzo menjadi satu-satunya pelatih yang sukses memenangkan trofi Piala Dunia sebanyak dua kali. Pozzo melakukannya bersama Italia pada 1934 dan 1938.
Deschamps sendiri mengatakan, saat timnya tertinggal 2 gol, timnya memang tidak melakukan hal yang benar. “Kami tidak ada di sana, secara individu dan kolektif,” ujarnya, seperti dilansir dari laman resmi timnas Prancis.
Setelah itu, dengan banyak keberanian, kualitas, dan energi, timnya mampu membuat permainan hingga 120 menit. “Tendangan kaki, dan adu penalti yang selalu sulit untuk dijalani saat Anda tidak berada di sisi kanan,” terangnya.
Dia pun mengakui, saat mengganti dua pemain di babak pertama karena tak puas dengan apa yang dia lihat. “Dan saya yakin bahwa dengan masuknya dua pemain lain kami akan melakukan hal-hal yang lebih baik,” bebernya.
Di laga itu, jelang babak pertama berakhir, pelatih Prancis Didier Deschamps menarik Olivier Giroud dan Ousmane Dembele. Dia pun memasukkan Randal Kolo Muani dan Marcus Thuram. Menurutnya, beberapa pemain kunci kami tidak dalam kondisi terbaik hari ini
Baca Juga: Argentina Juara Piala Dunia, Lionel Messi Sempurna
Meski demikian, timnya harus memberi selamat kepada Argentina untuk gelar yang mereka raih, meski memulai Piala Dunia ini dengan buruk dengan dikalahkan oleh Arab Saudi.
“Namun terlepas dari semua kekuatan dan energi di depan kami, kami mampu membalikkan gunung. Sayangnya, ketika kami sampai di atas, kami tidak bisa tinggal di sana, kami harus turun. Akhir cerita tidak membuktikan bahwa kami benar,” katanya.
Deschamps sendiri belum tahu nasibnya di timnas Prancis usai gagal juara. “Yang terpenting adalah tim Prancis, di atas segalanya. Kami akan melihatnya dengan presiden saya di awal tahun sesuai rencana. Kita lihat saja nanti. Malam ini, saya tidak ingin membicarakannya,” tandasnya.