Jakarta, Gatra.com – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada hari ini Senin (19/12) kembali dibuka di zona merah ke level 6812,15. Berdasarkan data RTI, IHSG kemudian bergerak variatif ke level terendahnya di 6774,48.
Direktur Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi, memprediksi IHSG kemungkinan akan ditutup melemah hari ini. Kemungkinan itu seiring dengan kondisi lonjakan Covid-19 di Tiongkok yang kembali menggila.
Baca Juga: Gara-gara The Fed, Bursa Asia Rontok, IHSG Ngak Ikutan
"Kalau saya lihat hari ini kemungkinan melemah," ujarnya saat dihubungi Gatra.com, Senin (19/12).
Badai Covid-19 di Tiongkok, kata dia, telah berdampak pada pergerakan IHSG ke zona merah. Diketahui, angka kematian akibat Covid-19 di Tiongkok meningkat signifikan, mengindikasi kondisi pasar ekspor terbesar RI kini tengah bermasalah.
"Masyarakat di sana demonstrasi inginkan tidak ada lockdown, akhirnya lockdown dibuka, ini hasilnya sangat mengerikan," tuturnya.
Menurutnya, Pemerintahan Xi Jinping tengah dilema dihadapkan dua opsi, di mana lockdown membuat perlambatan ekonomi negeri Tirai Bambu itu. Sementara mencabut lockdown akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi meskipun risiko kematian yang tinggi bakal terjadi.
Ibrahim menyebut beberapa emiten saham yang dinilai masih mampu bertahan di tengah kondisi global yang memburuk, yakni datang dari sektor komoditas dan farmasi. "Terutama komoditas yang berbasis batu bara," ujarnya.
Komoditas batu bara dinilai masih memiliki potensi pasar yang baik di tengah krisis akibat perang Rusia-Ukraina. Sedangkan sektor farmasi masih potensial saat pandemi Covid-19 di Cina kembali merebak akan memicu kekhawatiran di negara-negara lain terkait kesehatan.
Baca Juga: OJK Sebut Kinerja IHSG Tertinggi Dibanding Bursa Negara Tetangga
Sebagai informasi, IHSG dalam pekan lalu meskipun bergerak berfluktuasi, namun cenderung meningkat 1,02%. Pada Selasa pekan lalu (13/12) IHSG dibuka di level 6.720,91 dan kemudian pada akhir pekan (16/12) ditutup ke level 6.747,9.
Adapun melihat data RTI, emiten sektor komoditas yang nilai sahamnya mengalami peningkatan signifikan dalam setahun terakhir seperti ADMR naik 1600%. Selain itu saham ADRO juga terbang hingga 74,67% dalam setahun terakhir.