Teheran, Gatra.com - Kementerian Luar Negeri Iran pada Minggu mengatakan tidak akan "meminta izin dari siapa pun" untuk memperluas hubungan dengan Rusia, itu menepis kekhawatiran AS atas kemitraan militer yang berkembang antara Teheran dan Moskow.
AFP, Minggu melaporkan, (18/12) negara-negara Barat menuduh Iran telah memasok drone ke Rusia, yang diduga digunakan untuk menyerang Ukraina, dan menjatuhkan sanksi terhadap Teheran. Iran membantah tuduhan tersebut.
Kepala CIA William Burns mengatakan kepada televisi PBS pada hari Jumat bahwa kerja sama militer antara Iran dan Rusia dapat menimbulkan ancaman nyata bagi sekutu AS di Timur Tengah.
Baca Juga: Presiden Rusia, Iran dan Turki akan Bertemu di Teheran
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Nasser Kanani menyebut komentar itu "tidak berdasar" dan mengatakan itu adalah bagian dari "perang propaganda AS melawan Iran."
“Teheran bertindak secara independen dalam mengatur hubungan luar negerinya dan tidak meminta izin dari siapa pun," kata Kanani dalam sebuah pernyataan pada hari Minggu. Ia menambahkan bahwa "kepentingan nasional" Iran mendikte kebijakannya.
"Kerja sama antara Iran dan Rusia di berbagai bidang termasuk pertahanan berkembang dalam kerangka kepentingan bersama ... dan tidak bertentangan dengan negara ketiga mana pun," katanya.
Menurut Kanani pejabat Amerika melanjutkan klaim politik tak berdasar mereka dan tindakan ilegal terhadap Republik Islam Iran, mempertanyakan pertahanan konvensional dan kerja sama militer antara Iran dan Rusia.
Baca Juga: Rusia Luncurkan Roket Iran ke Orbit, di Tengah Kekhawatiran Barat
Juru bicara keamanan nasional Gedung Putih John Kirby pada 9 Desember lalu menyebut kemitraan militer Teheran-Moskow "berbahaya" bagi Ukraina, tetangga Iran, dan dunia.
Bulan lalu, Teheran mengakui telah mengirim drone ke Rusia tetapi bersikeras bahwa itu dipasok sebelum invasi ke Ukraina dimulai pada Februari.