Lima, Gatra.com - Sekitar 300 turis dari berbagai negara “terdampa” di kota kuno Machu Picchu, Peru, setelah Peu dinyatakan dalam keadaan darurat menyusul demonstrasi yang rusuh dan impeachment Presiden Peru Pedro Castillo.
Walikota Machu Picchu, Darwin Baca, menyebutkan bahwa turis-turis itu beradal dai Amerika Selatan, Amerika Serikat, Eropa dan juga waga Peru sendiri.
“Kami telah meminta bantuan pemerintah untuk paling tidak menyediakan helikopter untuk mengevakuasi turis,” kata Baca. Biasanya, transportasi menuju dan dari Machu Picchu hanyalah kereta api. Tapi karena adanya kerusuhan dan kondisi negara yang tidak jelas, semua perjalanan kereta api dihentikan untuk waktu yang tidak bisa dipastikan.
Pelayanan kereta api dari dan ke Machu Picchu mulai dihentikan sejak Selasa. “PeruRail masih akan mengevaluasi situasi yang terjadi,” ujanya.
Baca juga menyebutkan bahwa kawasan Machu Picchu sudah mulai mengalami kekurangan pangan. Ekonomi lokal disana tergantung 100% pada pariwisata.
“Kami meminta pertolongan Presiden baru Dina Boluarte untuk melakukan dialog dengan warga lokal, supaya ketidakstabilan sosial disini bisa teratasi secepat mungkin,” katanya.
Situasi di Peru makin tidak kondusif sesudah pecah demonstrasi yang sudah mengakibatkan 17 orang tewas dan puluhan luka-luka. Selain itu, ada 5 oang yang ditahan akibat demo tersebut.