Jakarta, Gatra.com - Menjelang libur Natal dan Tahun Baru 2022, 27,9 ton daging sapi impor beku asal Brazil tiba di Indonesia. Impor yang dilakukan oleh perusahaan pelat merah PT Berdikari ini merupakan bagian dari penugasan 20.000 ton daging sapi impor tahun ini.
Kepala Badan Pangan Nasional, Arief Prasetyo Adi mengatakan daging sapi impor itu akan dijual ke distributor pertama dengan harga Rp96.000 per kilogram. Ia berujar penugasan impor juga dilakukan untuk menjaga stabilitas harga daging di Indonesia.
"Ini (daging impor) untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri khususnya saat terjadi lonjakan konsumsi pada Nataru," ujar Arief dalam keterangannya, dikutip Sabtu (17/12).
Adapun hingga 15 Desember 2022 total daging sapi impor yang telah didatangkan PT Berdikari mencapai 699 kontainer atau setara 19.467 ton. Ia menyebut jumlah tersebut telah mencapai 97,3% dari total penugasan 20.000 ton.
"Di samping pengadaan dari luar negeri, saat ini PT Berdikari memiliki stok sekitar 700 ton daging sapi," ungkapnya.
Arief pun meyakinkan masyarakat bahwa ketersediaan daging cukup untuk menghadapi libur Natal dan Tahun Baru. Musababnya, selain daging sapi impor dan stok milik PT Berdikari, pemerintah lewat Perum Bulog juga telah mempunyai stok 12.000 ton daging kerbau impor dari India. Lalu, Perusahaan Daerah (Perumda) Dharma Jaya di DKI Jakarta pun mempunyai stok daging sapi sekitar 400 ton.
"Jumlah ini cukup untuk kebutuhan Nataru hingga awal tahun sebagai pilihan alternatif selain daging sapi segar," tuturnya.
Berdasarkan prognosa Neraca Pangan Badan Pangan Nasional, pada Januari hingga Desember 2022 diperkirakan masih tersedia stok daging ruminansia hingga 60 ribu ton termasuk daging impor. Arief menekankan bahwa importasi menjadi upaya mitigasi pemerintah dalam menghadapi potensi kelangkaan stok yang berdampak pada lonjakan harga. Musababnya, Arief mengakui produksi sapi hidup dan karkas dalam negeri belum mampu menutupi kebutuhan nasional.
"Seperti kita ketahui bersama, daging sapi merupakan salah satu komoditas pangan strategis yang pasokannya masih mengandalkan impor," imbuhnya.
Sebagai informasi, kebutuhan daging nasional rata-rata sekitar 736 ribu ton per tahun, sementara total produksi dalam negeri tahun ini diperkirakan hanya sekitar 445 ribu ton.