Jakarta, Gatra.com-Rencana mendatangkan beras impor akhirnya terealisasi. Sebanyak 10.000 ton beras impor asal Vietnam pesanan Bulog dibongkar muat hari ini, Jumat (16/12). Direktur Utama Perum Bulog, Budi Waseso mengatakan dari 10.000 ton beras impor yang tiba, sebanyak 5.000 ton berlabuh di Tanjung Priok, sementara 5.000 ton beras lainnya berlabuh di Merak.
"Alhamdulillah hari ini BULOG mendapat tambahan stok Cadangan Beras Pemerintah sebanyak 10.000 ton untuk kapal impor perdana dari Vietnam yang baru tiba," ujar Buwas di Pelabuhan Tanjung Priok dikutip Jumat (16/12).
Baca juga: RI Jadi Impor Beras 500 Ribu Ton
Pria yang akrab disapa Buwas itu mengatakan 200 ribu ton beras impor akan terus masuk ke RI secara bertahap hingga akhir Desember 2022 ini. Adapun beras didatangkan dari berbagai negara produsen beras yaitu Vietnam, Thailand, Pakistan, dan Myanmar.
"Banyak kapal impor yang sudah antri akan bersandar," kata Buwas.
Lebih lanjut, Buwas menjelaskan bahwa beras impor yang masuk ditujukan untuk menambah stok beras pemerintah dan bakal disebar ke 14 titik pelabuhan di Indonesia yaitu Pelabuhan Malahayati dan Lhokseumawe (Aceh), Belawan (Medan), Dumai (Riau), Teluk Bayur (Padang), Boom Baru (Palembang), Panjang (Lampung), Tanjung Priok (Jakarta), Merak (Banten), Tanjung Perak (Surabaya), Tenau (Kupang).
"Sisanya akan direalisasikan tahun depan sampai dengan sebelum panen raya," ucapnya.
Baca juga: Impor Beras Tak Terhindarkan, Pengamat Minta Pemerintah Hati-hati
Buwas memastikan pengadaan beras impor hanya untuk memperkuat cadangan beras nasional. Beras impor itu nantinya digunakan untuk kondisi tertentu seperri penanggulangan bencana, intervensi harga, dan kegiatan pemerintah lainnua.
"Kebijakan ini tidak akan mengganggu beras petani," tegas Buwas.
Sementata itu, sebelumnya Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan mengatakan jumlah impor beras yang telah disetujui mencapai 500.000 ton yang akan masuk secara bertahap sampai dengan Februari 2023 atau sebelum panen raya.
Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi menyampaikan bahwa impor beras ini bukan keinginan Bulog, melainkan hasil keputusan dua kali Rakortas (rapat koordinasi terbatas) dalam rangka penambahan stok cadangan beras pemerintah guna menjaga stabilitas harga di pasaran.
"Jika diperlukan Beras impor ini akan digelontorkan dalam rangka menghadapi Natal dan Tahun Baru sehingga tidak ada gejolak harga" kata Arief.