Jakarta, Gatra.com - PT Pupuk Indonesia (PI) Tbk menyiapkan 1.031 distributor untuk penyaluran pupuk bersubsidi tahun depan. Berdasarkan Keputusan Menteri Pertanian Nomor 734 tahun 2022, pemerintah menetapkan total alokasi pupuk subsidi tahun 2023 sebanyak 9.013.706 ton yang terdiri dari pupuk urea sebanyak 5.570.330 ton, nitrogen, posfor, dan kalium (NPK) 3.232.373 ton, serta NPK formula khusus 211.003 ton.
Direktur Pemasaran Pupuk Indonesia, Gusrizal mengatakan pihaknya menargetkan penyaluran pupuk bersubsidi secara optimal mendekati 100%. Ia mengatakan 1.013 distributor yang ada telah melakukan penandatanganan Surat Perjanjian Jual Beli (SPJB) pupuk subsidi tahun anggaran 2023. Penandatanganan SPJB pupuk subsidi ini dilakukan oleh anak perusahaan Pupuk Indonesia seperti PT Petrokimia Gresik, PT Pupuk Kujang Cikampek, PT Pupuk Kalimantan Timur, PT Pupuk Iskandar Muda dan PT Pupuk Sriwidjaja Palembang.
"Secara periodik PI juga akan lakukan evaluasi atas kinerja penyaluran dari masing-masing distributor," ujar Gusrizal dalam keterangannya yang diterima, Jumat (16/12).
Gusrizal menjelaskan, penyaluran pupuk bersubsidi dilakukan sesuai alokasi dalam elektronik Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (RDKK) yang diatur oleh Peraturan Menteri Pertanian (Permentan) Nomor 10 Tahun 2022 tentang Tata Cara Penetapan Alokasi dan Harga Eceran Tertinggi Pupuk Bersubsidi Sektor Pertanian.
Adapun HET yang ditetapkan masing-masing senilai Rp2.250 per kg untuk pupuk urea; Rp2.300 per kg untuk pupuk NPK; serta Rp3.300 untuk pupuk NPK dan NPK formula khusus.
Gusrizal mengimbau seluruh distributor untuk menerapkan sistem digitalisasi yang telah dikembangkan dan diimplementasikan PI, yaitu Aplikasi Rekan. Menurutnya, sistem ini dapat mendukung pelaksanaan penyaluran pupuk bersubsidi berjalan optimal serta sesuai prinsip 6 (enam) Tepat, yaitu tepat mutu, tepat jumlah, tepat jenis, tepat harga, tepat waktu dan tepat tempat.
SEVP Operasi Pemasaran Pupuk Indonesia, Gatoet Gembiro Noegroho menyebut banyak 649 distributor yang telah menandatangani SPJB dikhususkan untuk penyaluran pupuk bersubsidi di wilayah barat dan sebanyak 364 distributor akan menyalurkan wilayah timur Indonesia.
Gatoet menuturkan bahwa penyaluran pupuk oleh pihaknya juga mematuhi Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) Nomor 15 Tahun 2013 tentang Pengadaan dan Penyaluran Pupuk Bersubsidi untuk Sektor Pertanian secara Nasional Mulai Lini I sampai Lini IV.
Adapun stok pupuk subsidi secara nasional tahun anggaran tahun ini per 14 Desember 2022 tercatat 669.109 ton, terdiri dari 410.642 ton Urea dan NPK sebanyak 258.467 ton. Angka tersebut setara 142% dari batas ketentuan stok yang diatur oleh Kementerian Perdagangan.
Di sisi penyaluran, Pupuk Indonesia telah menyalurkan pupuk subsidi sebanyak 6.879.928 ton hingga akhir November 2022, atau mencapai 88,5% dari total alokasi yang ditetapkan pemerintah. Adapun secara rinci perusahaan telah menyalurkan pupuk Urea sebanyak 3.605.372 ton; NPK sebanyak 2.656.760 ton; SP-36 sebanyak 163.467 ton; ZA sebanyak 220.439 ton; dan Organik sebanyak 233.889 ton.
Sesuai Permentan Nomor 10 Tahun 2022, pupuk bersubsidi saat ini difokuskan pada dua jenis pupuk, yaitu Urea dan NPK. Kedua jenis pupuk bersubsidi ini diperuntukan bagi sembilan komoditas pertanian strategis yang berdampak terhadap inflasi antara lain padi, jagung, kedelai, cabai, bawang merah, bawang putih, tebu rakyat, kakao, dan kopi.
Adapun petani yang berhak mendapatkan pupuk bersubsidi di antaranya adalah wajib tergabung dalam kelompok tani, terdaftar dalam SIMLUHTAN (Sistem Informasi Manajemen Penyuluh Pertanian), menggarap lahan maksimal dua hektar, dan menggunakan Kartu Tani (untuk di wilayah tertentu).