Jakarta, Gatra.com – Direktur Eksekutif Poltracking Indonesia, Hanta Yuda AR, mengatakan, tiga nama menjadi kandidat terkuat untuk menjadi calon wakil presiden (Cawarpes) dari Pulau Jawa. Mereka adalah Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), Ridwan Kamil, Erick Thohir, Sandiaga Uno, dan Khofifah Indar Parawansa.
Sedangkan kandidat terkuat untuk calon presiden (Capres) dari Pulau Jawa, kata Hanta Yuda ketika menyampaikan hasil survei lembaganya secara daring pada Kamis (15/12), ada tiga nama, yakni Anies Baswedan, Ganjar Pranowo, dan Prabowo.
"Di basis Jokowi, Ganjar kuat, Erick kuat. Basis Jokowi cenderung preferensi pemilih ke Ganjar sebagai capres. Dari peta elektoral, cawapres Erick paling kuat. Begitu juga Anies dengan AHY. Basis non-Jokowi ke Anies, basisnya terbentuk, preferensi pemilih mengarah ke sana," katanya.
Baca Juga: Anies, Ganjar, dan Prabowo Jadi Tiga Nama Teratas Capres di Pulau Jawa
Menurutnya, elektabilitas sosok yang akan diajukan sebagai capres dan cawapres menjadi hal yang sangat penting dalam mempersiapkan Pilpres 2024.
Hanta menuturkan bahwa terdapat dua strategi yang bisa dilakukan oleh capres-cawapres untuk memenangkan pertarungan. Pertama, capres harus mencari pasangan di wilayah yang elektabilitasnya lemah.
"Misalnya capres lemah, cari orang yang di sana. Maksimalkan basis massa yang belum maksimal," katanya.
Kedua, cara yang bisa ditempuh adalah dengan memaksimalkan suara di wilayah yang sudah menjadi basis kekuatan.
"Bisa ambil cawapres yang sama, dimaksimalkan. Semakin kokoh dukungan publik dan preferensi publik, diarahkan ke situ," ujarnya.
Dalam kasus capres Anies dan Ganjar yang masing-masing telah memiliki basis kuat, ia menilai bahwa kecenderungan pilihan cawapres lebih mengikuti preferensi pemilih. Meskipun Anies belum kuat di Jawa Tengah, atau Ganjar belum kuat di DKI Jakarta, namun bila mereka memilih sosok yang dipreferensikan berbeda dengannya, justru berpotensi menghilangkan suara pendukung masing-masing.
Saat ini, Hanta menerangkan bahwa sudah terdapat pengidentifikasian capres-cawapres. Anies kerap disandingkan dengan AHY, sementara Ganjar dianggap tepat berpasangan dengan Erick Thohir. Menurutnya, dengan memilih cawapres hanya dengan mempertimbangkan elektabilitasnya di satu daerah, belum tentu mampu meningkatkan elektabilitas capres.
Baca Juga: Survei Poltracking: Tingkat Kepuasan pada Ganjar Tertinggi, Anies Ketiga
"Kalau Ganjar ambil AHY, tidak sesuai preferensi, apa betul AHY bisa menggerus suara Anies yang kuat di Jakarta? Tidak bisa, menurut saya. Karena itu basis Anies," Hanta Yuda memaparkan.
Ia menyebutkan bahwa pemilihan cawapres bisa mempertimbangkan daerah yang belum memiliki basis. Daerah dengan elektabilitas tinggi dengan potensi unggul seperti di Jawa Barat, masih berpeluang untuk dipasangkan dengan masing-masing.
"Misalnya Anies kuat di DKI Jakarta, butuh Jawa Barat. Di sana Anies berpotensi unggul tapi belum jadi basis, maka butuh figur di Jawa Barat," katanya.