Jakarta, Gatra.com - Lembaga survei Poltracking Indonesia menyelenggarakan survei mengenai elektabilitas calon wakil presiden (cawapres) terhadap lima provinsi di Pulau Jawa di Indonesia. Direktur Eksekutif Poltracking Indonesia, Hanta Yuda AR menjelaskan bahwa penentuan cawapres ini penting sebab dapat mempengaruhi suara yang didapat oleh calon presiden (capres) pada pemilihan umum (pemilu) nantinya.
"Cawapres juga variabel penentu, punya basis politik. Untuk (pemilu) periode 1, elektabilitas cawapres penting, harus berhati-hati, tidak punya manuver politik yang terlalu luas," katanya dalam acara pembacaan hasil survei yang digelar secara daring, Kamis (15/12).
Hasil survei Poltracking Indonesia menemukan lima nama cawapres paling potensial di Pulau Jawa. Dari dua puluh total nama, kelima nama teratas adalah Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), Erick Thohir, Ridwan Kamil, Sandiaga Uno, dan Khofifah Indar Parawansa.
Nama AHY unggul di DKI Jakarta dan Banten. Di Jakarta, ia menempati posisi teratas dengan 24,7%, disusul Erick (17,2%), Ridwan (16,3%), serta Sandiaga (14,5%). Sementara di Banten, ia unggul dengan 29,7%, disusul Ridwan (16,6%), Sandiaga (13,1%), dan Erick (11,7%).
"AHY baik di Jakarta karena pernah mencalonkan sebagai gubernur, basisnya masih kuat. Demokrat juga masih kuat," ucapnya.
Berbeda dengan DKI Jakarta dan Banten, nama Ridwan Kamil dipilih menjadi cawapres teratas di wilayah Jawa Barat. Posisinya sebagai gubernur turut membuatnya unggul dengan 29,1% responden yang akan memilihnya. Dua nama lain yang kuat di Jawa Barat adalah AHY (14,4%) serta Erick (10,3%).
Sementara di Jawa Tengah, suara tertinggi diraih oleh Erick (25,4%). Kedua, Hanta menyebutkan nama Ridwan (10,4%) sebagai nama dengan elektabilitas di atas 10%.
Berbeda di provinsi lainnya, Khofifah unggul sebagai cawapres pilihan pertama di tempatnya memimpin sebagai Gubernur Jawa Timur. 18,6% responden memilihnya di pilihan pertama, bersaing ketat dengan nama Erick dengan 18,3% responden.
"Jatim ini cawapresnya basis Nahdarul Ulama (NU). Khofifah kader NU tulen, Erick juga belakangan dekat dengan NU. Basis kyai NU Jatim menguat kepada kedua nama ini," jelas Hanta.
Survei ini dilakukan dengan menggunakan metode stratified multistage random sampling pada 26 November-2 Desember lalu. Jumlah sampel pada masing-masing provinsi adalah 1000 responden dengan margin of error +/- 3.1% pada setiap provinsi dan tingkat kepercayaan 95%.