Pemalang, Gatra.com- Asisten rumah tangga (ART) asal Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah, Siti Khotimah (23) yang berbulan-bulan dianiaya majikanya di Jakarta masih harus menjalani perawatan di rumah sakit. Pihak rumah sakit mengungkap kondisinya.
Direktur RSUD dr M Ashari Pemalang, Aris Munandar mengatakan, kondisi Siti Khotimah sudah mulai membaik setelah luka-lukanya mendapat penanganan. Meski demikian, warga Desa Kebanggan, Kecamatan Moga itu masih harus menjalani perawatan.
"Kondisinya sudah membaik. Tapi memang masih butuh pemeriksaan lanjutan," kata Aris, Rabu (14/12).
Diketahui, saat dibawa ke rumah sakit, Siti Khotimah mengalami luka di sejumlah bagian tubuhnya, di antaranya wajah, tangan, dan kaki. Selain itu, kondisi psikologis korban juga terguncang.
"Sudah dilakukan tindakan untuk perawatan luka-lukanya. Kalau untuk proses hukum, dari kepolisian, kami fokus untuk pemulihan kondisi pasien dulu," ujar Aris.
Sementara itu, Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Metro Jaya sudah menangkap pelaku yang melakukan penganiayaan terhadap Siti setelah mendapat informasi kejadian tersebut dari Polres Pemalang.
Terdapat delapan pelaku yang ditangkap di salah satu apartemen di Jakarta Selatan. Mereka terdiri dari suami-istri majikan korban dan anaknya, serta lima ART lainnya.
"Iya, sudah kami tangkap," ujar Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Hengki Haryadi, Senin (12/12).
Sebelumnya diberitakan, seorang warga Kabupaten Pemalang, Siti Khotimah menjadi korban penganiayaan oleh majikannya saat bekerja menjadi asisten rumah tangga di Jakarta. Perempuan berusia 23 tahun harus dirawat di rumah sakit.
Penganiayaan yang dialami Siti diketahui setelah warga Desa Kebanggan, Kecamatan Moga itu berhasil kabur dari tempat tinggal majikannya di sebuah apartemen dan pulang ke Pemalang. Siti kemudian dibawa ke RSUD dr M Ashari Pemalang karena mengalami luka di sekujur tubuhnya.
Penganiayaan yang dialami Siti tersebut langsung mendapat perhatian dari Kapolres Pemalang AKBP Ari Wibowo. Bersama aparat Kecamatan Moga, Ari mendatangi RSUD dr M Ashari untuk melihat langsung kondisi Siti, Jumat (8/12).
Ari mengatakan, Polsek Moga menerima laporan dan pengaduan terkait penganiayaan yang dialami Siti pada Kamis (8/12) dari pihak keluarga.
“Pada saat itu juga, langsung direspon oleh bapak Kapolsek dan Bhabinkamtibmas dengan mendatangi rumah korban,” ujar Ari usai melihat kondisi Siti.
Menurut Ari, saat dicek di rumahnya, kondisi Siti sangat memprihatinkan. Terdapat banyak luka di beberapa bagian tubuhnya.
“Sehingga langkah awal yang kami lakukan, yakni mengevakuasi korban ke rumah sakit terdekat di Moga, hingga akhirnya dirujuk ke RSUD dr M Ashari Pemalang,” ujarnya.
Terkait kejadian yang menimpa Siti, Ari menyebut Polsek Moga sudah menindaklanjuti dengan meminta keterangan dari Siti dan keluarganya. Berdasarkan keterangan yang didapat, Siti mendapatkan penganiayaan dari majikannya saat bekerja sebagai ART di Jakarta.
“Sehingga langsung kami koordinasikan dengan kepolisian di Jakarta untuk menindaklanjuti kasus tersebut,” imbuh Ari.
Kakak Siti, Isnaneni mengungkapkan, adiknya baru tujuh bulan bekerja menjadi ART di Jakarta. Selama tiga bulan pertama bekerja, kondisinya masih baik-baik saja dan masih berkomunikasi dengan keluarga.
"Tiga bulan pertama komunikasi dengan keluarga di Pemalang masih lancar, tapi selanjutnya tidak bisa komunikasi lagi. Setelah itu, tahu-tahu pulang kondisinya penuh luka karena dianaya majikannya," ujarnya, Jumat (9/12).
Berdasarkan cerita yang disampaikan ke Isnaneni, selama bekerja Siti dianiaya oleh suami-istri yang menjadi majikannya, antara lain disiram air panas hingga kulitnya melepuh. Bahkan kaki Siti juga pernah diborgol dan dirantai saat dianiaya.
Lantaran sudah tidak kuat dengan penganiayaan yang dialaminya, Siti akhirnya memberanikan diri untuk kabur dari rumah majikannya. Dia kemudian pulang ke Pemalang.
"Malam hari pas majikannya sudah tidur, adik saya kabur. Terus minta tolong temannya yang supir taksi online untuk pulang ke Pemalang dan akhirnya bisa sampai di rumah," ungkapnya.
Ibu Siti, Eni mengatakan, sebelum kabur dan pulang ke rumah dalam kondisi penuh luka, keluarga terakhir kali berkomunikasi pada Juni 2022 lalu. "Setelah itu tidak ada kabar," ujarnya.