Jakarta, Gatra.com-Pertumbuhan ekonomi DKI Jakarta diprediksi tetap menunjukkan kinerja positif di angka 5% pada 2023 mendatang. Melanjutkan catatan baik pada kuartal III tahun 2022 dimana pertumbuhan ekonomi Jakarta berada di 5,94% (year on year/yoy), atau lebih tinggi dibanding rata-rata pertumbuhan ekonomi nasional pada periode yang sama sebesar 5,72% (yoy)
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi DKI Jakarta, Arlyana Abubakar menyebut angka proyeksi pertumbuhan ekonomi Jakarta mempertimbangkan hasil survey konsumen yang menunjukkan indeks kepercayaan yang tinggi terhadap kondisi saat ini. Bahkan, kata dia, masyarakat masih optimis terhadap kegiatan usaha hingga enam bulan ke depan.
"Masyarakat tetap optimis dan terus meningkat trennya," ungkap Alyana dalam Outlook Perekonomian Jakarta 2023 secara virtual, Rabu (14/12).
Baca juga: INDEF: Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Harus Selalu di Atas 5,7% Supaya Jadi Negara Maju
Memang, Alyana mengakui masih ada sejumlah resiko yang dapat mempengaruhi capaian pertumbuhan ekonomi Jakarta di tahun depan. Terutama, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta perlu mewaspadai resiko berlanjutnya konflik geopolitik Rusia-Ukraina yang akan memperlambat pertumbuhan ekonomi negara tujuan ekspor, hingga potensi peningkatan kasus Covid-19. Pandemi Covid-19 yang meningkat lagi bersiko pada pembatasan mobilitas dan kegiatan usaha masyarakat.
Di sisi lain, Alyana juga mengatakan Pemprov DKI Jakarta perlu mengoptimalkan sektor industri yang selama ini menjadi roda utama ekonomi Ibu Kota. Misalnya, industri pengolahan; industri konsumsi dan perdagangan; industri informasi dan komunikasi; serta industri jasa keuangan.
"DKI Jakarta juga perlu mendorong sektor potensial untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi baru," ucapnya.
Baca juga: Ekonom Prediksi Indonesia Mampu Lalui Ancaman Krisis Global Pada 2023
Adapun Alyana menyebut beberapa sektor potensial yang dapat dikembangkan Pemprov DKI Jakarta yaitu di sektor jasa, pariwisata, akomodasi makanan dan minuman, pendidikan, kesehatan, transportasi hingga pergudangan. Musababnya, sejumlah sektor utama ekonomi Jakarta menurut data Bank Indonesia telah mengalami tren penurunan. Adapun tiga sektor ekonomi di DKI Jakarta yang mengalami penurunan kinerja selama satu dekade terakhir adalah sektor perdagangan, industri dan konstruksi.
Menurut dia, untuk mendorong kembali peran industri sebagai kontributor terbesar roda perekonomian Jakarta, Pemprov harus mengupayakan dukungan optimalisasi daya saing industri. Misalnya, penyediaan pasar dan kebutuhan listrik. Daya saing industri di Ibu Kota saat ini, menurutnya penting mengingat DKI Jakarta menjadi Provinsi yang memiliki peran signifikan terhadap ekonomi nasional.
"Diharapkan ini bisa mencapai apa yang menjadi visi Jakarta, menjadi kota yang resilience, advances secara digital, sustainable dan green international city," imbuhnya.