Home Hiburan Semalam Masa Silam Mengunjungiku di Salihara

Semalam Masa Silam Mengunjungiku di Salihara

Jakarta, Gatra.com - Teater Satu dan Komunitas Salihara menggelar pementasan ‘Semalam Masa Silam Mengunjungiku’. Pementasan ini berlangsung di Teater Salihara pada Sabtu, 10 Desember 2022, dan Minggu, 11 Desember 2022.

Lakon ‘Semalam Masa Silam Mengunjungiku’ dibawakan secara khusus sebagai bentuk hasil riset dan eksplorasi yang dilakukan oleh kelompok Teater Satu sebagai bentuk persembahan kepada seniman-seniman yang sudah wafat. Karya ini bercerita mengenai kerinduan akan ‘masa silam’ setelah lama terkapar di dalam bangsal-bangsal Rumah Sakit Besar bernama ‘Jakarta’.

Ketika desa-desa berubah menjadi kota; ladang, sawah, kebun-kebun yang hijau berubah menjadi bangunan-bangunan beton, tiang listrik, pemancar satelit, jalan layang, toko-toko, supermarket, minimarket, bioskop, tersebar bak jamur di mana pun. Bersamaan dengan itu, setiap orang kehilangan ikatannya dengan masa lalunya; sejarahnya, dan biografi hidupnya.

Baca Juga: Tafsir ala Teater Brecht dalam Pertunjukan Surat-Surat Karna

Pementasan ini ditulis dan disutradarai oleh Iswadi Pratama selaku salah satu pendiri dari kelompok teater tersebut. Teater Satu yang berasal dari Bandar Lampung ini adalah kelompok teater yang berdiri pada 18 Oktober 1996. Didirikan oleh Iswadi Pratama, Imas Sobariah, dan Ema.

Sejak 1996 teater ini telah memproduksi 52 nomor pertunjukan dan aktif mengembangkan, merintis, dan menghimpun teater pelajar seprovinsi Bandar Lampung. Dalam rentang 1996 hingga sekarang, teater ini juga aktif memainkan naskah-naskah baik dari karya Indonesia dan mancanegara, Teater Satu juga meraih berbagai prestasi berskala nasional maupun internasional.

Cuplikan adegan dalam lakon Semalam Masa Silam Mengunjungiku karya Teater Satu di Salihara (Gatra/Eva Agriana Ali)
Cuplikan adegan dalam lakon Semalam Masa Silam Mengunjungiku karya Teater Satu di Salihara (Gatra/Eva Agriana Ali)

Ditemui seusai gladi resik, Sutradara Iswadi Pratama mengatakan bahwa persiapan untuk pentas ini sudah dilakukan sejak bulan Februari Lalu. Namun, risetnya dilakukan jauh dari itu, sejak tahun 2004.

Baca Juga: Saat 'Cek Toko Sebelah' Karya Ernest Bersulih jadi Teater Musikal

Di pertunjukan ini Iswadi memainkan beragam multi media. Latar di layar menggambarkan potongan video ihwal kota, kereta, dan lain-lain. Latar belakang itu mengiringi adegan para aktor di depannya.

Kota Tanjungkarang menjadi tempat di mana cerita ini dibangun. Ada Tanjungkarang yang berhujan dan waktu juga kenangan yang kerap mengunjungi. Lalu Payung-payung warna-warni yang dipegang oleh manusia yang berjalan pelan.

“Pesannya, kita selalu perlu punya tempat untuk pulang. Apapun itu. Lakon ini ingin bercerita tentang kebutuhan seseorang untuk pulang,” ucap Iswadi, Jumat (9/12).

590