Jakarta, Gatra.com - Direktur Utama Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) Dwiyana Slamet Riyadi buka suara soal perkembangan aksesibilitas dan konektivitas di beberapa stasiun.
“Sebenarnya banyak sekali [proposal yang datang]. Cuma kita benar-benar saring mana pihak-pihak yang memang ingin bekerja sama secara serius dengan kita,” kata Dwiyana di Gedung DPR, Kamis (8/12).
Dwiyana mengungkapkan, saat ini salah satu pengembang yang menyatakan berminat dan telah melakukan kesepakatan pemahaman (MoU) adalah Deltamas, terutama untuk pengembangan akses dari Stasiun Karawang dan Kota Baru Parahyangan menuju Stasiun Padalarang.
Adapun nilai investasinya, kata Dwiyana, mencapai Rp100 miliar. "Mereka siap mengeluarkan dana untuk membantu KCIC menyiapkan aksesibilitas,” sambungnya.
Dwiyana berharap bahwa KCIC nantinya akan dianggap serupa KRL, yang memudahkan transportasi orang dari Jakarta ke Bandung, atau sebaliknya. Dengan begitu, ia menduga, akan ada pula peralihan paradigma konsumen, terutam untuk melaksanakan aktivitas kerja harian.
“Jarak tidak menjadi satu hal karena ‘oh, sudah ada kereta cepat yang bisa menghubungkan Bandung-Padalarang-Halim 30 menit’. Artinya mereka akan melakukan dengan sendirinya, commuting,” jelasnya.
Dwiyana mengungkapkan, usulan tarif kereta cepat dari Kementerian Perhubungan sekitar Rp250 ribu untuk tiga tahun pertama. Baginya, harga tersebut masuk akan dan sangat kompetitif.
Saat ditanyakan apakah akan terhubung dengan moda transportasi lainnya, Dwiyana merespons, “Betul, itu sedang kita bahas dengan banyak public transport lain, termasuk TransJakarta, Jak Lingko, agar ada konektivitas. Tidak hanya secara fisik, tapi juga sistem pelayanan.”