Jakarta, Gatra.com - Wakil Menteri BUMN Pahala Nugraha Mansury merencanakan IPO untuk beberapa BUMN pada tahun 2023 mendatang. Salah satunya adalah Pertamina Geothermal Energy (PGE).
“Atas dasar rencana strategis tersebut, untuk bisa meningkatkan ketahanan energi kita,” kata Pahala di Kompleks Parlementer DPR RI, Senayan, Jakarta, Rabu (7/12).
Pahala menjelaskan, performa keuangan PGE stabil dan bertumbuh dengan dukungan kontrak jangka panjang. Hasil IPO PGE nantinya akan digunakan untuk merealisasikan rencana pertumbuhan kapasitas sebesar 60MW dalam 5 tahun ke depan.
Lebih lanjut, menurut Pahala, PGE telah meningkatkan transparansi, akuntabilitas, dan tata kelola perusahaan yang baik, telah melakukan registrasi OJK tahap pertama dan kedua, dan melakukan penyampaian rentang harga IPO kepada OJK.
PGE sendiri, kata Pahala, memiliki peran signifikan dalam bisnis Pertamina Group untuk mencapai Market Entreprise Value sebesar US$100 miliar pada tahun 2024 dengan IPO sebagai salah satu strategi meningkatkan nilai perusahaan.
Pahala menghitung, estimasi pertumbuhan PGE sebesar 10,4% per tahun dan mewakili 9,6% dari bauran pembangkit listrik di tahun 2030.
Performa keuangan stabil dan bertumbuh dengan kontrak jangka panjang terbukti dengan revenue sebesar US$369 dengan EBITDA margin sebesar 78,7% pada tahun 2021.
Dalam perjalanannya untuk menjadi perusahaan Green Energy terkemuka, PGE berupaya meningkatkan kapasitas terpasang saat ini dari 672 MW menjadi 1.272 MW pada 2027.
Progres IPO yang sedang berlangsung, antara lain, penyampaian rentang harga IPO kepada OJK, public expose dan masa bookbuilding, registrasi OJK ke-3, masa penasaran umum, dan pencatatan saham di Bursa Efek Indonesia.