Jakarta, Gatra.com - Deputi Forum Komunikasi Kehutanan Masyarakat, Nino mengatakan bahwa industri kopi dapat memberikan dampak yang positif bagi para petani kopi.
Ia mendorong agar pemerintah mendukung usaha yang telah dilakukan para petani kopi.
"Pemerintah perlu mendukung inisiatif atau inovasi masyarakat dalam mengelola ruang hidupnya atau kehutanan sosial (social forestry). Kalau bisa kita dukung karena mereka yang merasakan pertama dampak dari krisis iklim," kata Nino pada pada diskusi dengan tajuk "Keberlanjutan Industri Kopi di Tengah Ancaman Krisis Iklim" di Grownd, Jakarta Selatan, Selasa (06/12).
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat bahwa ekspor kopi dari Indonesia mencapai US$842,52 juta dengan volume sebanyak 380.173 ton pada 2021.
Jumlahnya mengalami peningkatan jika dibandingkan pada tahun sebelumnya yang senilai US$809,16 juta dengan volume 375.555 ton.
Baca Juga: Industri Kopi Terancam Akibat Krisis Iklim La Nina dan El Nino
Kemudian sepanjang tahun 2011-2021 ekspor kopi Indonesia berfluktuasi. Hingga nilai ekspor kopi dari Indonesia mengalami penurunan mencapai level terendah sebesar US$806,88 juta pada 2018. Ekspor kopi Indonesia sempat naik menjadi senilai US$872,36 juta pada setahun setelahnya.
Ia mengajak kepada penikmat dan pecinta kopi untuk menjadi investor yang bijak dan pembeli yang sosialis, dalam mendukung upaya petani kopi menjaga keberlanjutan industri kopi.
"Dengan mendukung industri kopi yang pasti di tahun 2050 kita masih bisa minum kopi yang sesuai dengan kesepakatan harga bersama," imbuhnya.
Diketahui sebelumnya, bahwa krisis iklim akibat dari badai El Nino dan La Nina berpengaruh signifikan terhadap penurunan produksi kopi dan pada lahan daerah sentra produksi di Indonesia.
"Kondisi hujan ke panas yang gak menentu ini sangat berpengaruh terhadap produksi pertanian terkecuali kopi,” jelas peneliti riset IPB dr. Elza Sumairni.