Jakarta, Gatra.com - Mantan Kepala Biro Provos Divisi Profesi dan Pengamanan (Karo Provos Divpropam) Polri, Benny Ali, mengungkapkan bahwa Putri Candrawathi sempat bercerita padanya mengenai pelecehan yang dilakukan Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J kepadanya, di Magelang, Jawa Tengah.
Benny mengatakan, istri Ferdy Sambo itu mengaku bahwa pelecehan tersebut dilakukan Brigadir J dengan memegang-megang paha Putri Candrawathi.
Hal itu terungkap saat Benny Ali bertemu dengan Putri Candrawathi untuk melakukan pemeriksaan sesaat setelah penembakan yang menewaskan Brigadir J di rumah dinas Ferdy Sambo di Komplek Polri Duren Tiga, Jakarta Selatan, Juli lalu.
"Ya, [saya] datang sama-sama ke rumahnya (Ferdy Sambo, di Kompleks Polri Duren Tiga) sama Susanto," ujar Benny Ali, dalam kesaksiannya pada persidangan Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi, di PN Jakarta Selatan, Selasa (6/12). Susanto yang dimaksudnya adalah Mantan Kabag Gakkum Provost Divpropam Polri Susanto Haris.
Benny mengatakan, ketika ia dan Haris Susanto tiba, keduanya tak menemukan adanya Putri Candrawathi di sana. Mereka lalu bertanya mengenai keberadaan Putri. Saat itulah, ia tahu bahwa Putri tengah berada di kediaman pribadi Ferdy Sambo di Jalan Saguling III, Jakarta Selatan.
"Karena di TKP (tempat kejadian peristiwa) saat itu tidak ada Ibu Putri, saya tanyakan, 'Ibu Putri ada di mana?'. (Dijawab), 'Ada di rumah Saguling'. Saya langsung sama Pak Santo naik mobil menemui Ibu Putri," ungkap Benny Ali, dalam persidangan tersebut.
Benny mengaku, saat ia bertemu dengan Putri pada Jumat (8/7) malam itu, selain bersama dengan Putri dan Susanto Haris, mantan Kadiv Propam Ferdy Sambo juga berada di sana untuk menemani mereka berdua. Di saat itulah, ia mulai melakukan pemeriksaan terhadap Putri Candrawathi.
"Waktu Bu Putri turun dari atas, jadi ada ruangan, [isinya] saya, Santo sama Pak FS. (Ditanyakan ke Bu Putri), 'Mohon maaf Ibu, kira-kira apa yang terjadi yang Ibu alami terkait dengan peristiwa yang terjadi di rumah Duren Tiga?'," kata Benny Ali.
Namun, saat itu Putri justru terus menangis, sehingga Benny mengaku harus mengulang kembali pertanyaannya. Saat itulah, Putri baru menjawab pertanyaannya, meski tetap tak jelas karena ia terus menangis.
"Jadi, waktu itu Ibu Putri nangis, saya tanya, 'Maaf, Bu, kira-kira apa yang terjadi?'. Beliau menyampaikan bahwa saat itu, beliau baru pulang dari Magelang, pakai celana pendek, istirahat di rumah Duren Tiga. (Ditanya) sedang apa, (dia jawab) 'santai-santai'. Habis itu nangis lagi," tutur Benny.
Setelah itu, kata Benny, Ferdy Sambo sempat menambahkan cerita Putri. Oleh karena itu, ia kembali bertanya pada Putri mengenai kelanjutan peristiwa tersebut. Di sanalah, Putri mengaku bahwa Brigadir J telah melakukan pelecehan terhadapnya.
"Habis itu, saya tanya lagi (ke Putri) 'Gimana ceritanya?'. Selanjutnya, Si Almarhum Yosua itu melaksanakan pelecehan, sehingga beliau berteriak. Selanjutnya Almarhum itu keluar," ucapnya.
Benny kemudian mengatakan, Putri mengaku bahwa Brigadir J telah memegang-megang bagian paha Putri Candrawathi. Namun, menurutnya, Putri tak menjelaskan lebih rinci mengenai pelecehan yang diterimanya, sebab ia terus-menerus menangis.
"Dipegang-pegang. Ya, [pahanya]. Ya, (itu saja yang disampaikan) karena setiap kita tanya, menangis," jelas Benny Ali.