Jakarta, Gatra.com - Terdakwa kasus perintangan penyidikan (obstruction of justice) pembunuhan Brigadir J, Agus Nurpatria menyebut mantan Karo Paminal Hendra Kurniawan datang ke keluarga Brigadir J di Jambi dengan cara sopan. Dengan kata lain, Agus mengaku tak setuju adanya kabar yang membawa isu negatif tentang kedatangan Hendra Kurniawan itu.
"Pada saat kejadian itu baru saya melihat Pak Hendra yang secara sopan menyampaikan ke pihak keluarga (Brigadir J) semuanya, menjelaskan bahwa ada berita viral yang negatif tentang Pak Hendra, saya tidak setuju yang mulia," ujar Agus Nurpatria, saat bersaksi dalam sidang pemeriksaan saksi terhadap Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi, di PN Jakarta Selatan, pada Selasa (6/12).
Agus pun menyatakan, Hendra pada saat itu memang hanya akan menyampaikan berita tewasnya Brigadir J kepada keluarga inti ajudan Ferdy Sambo itu. Dengan demikian, saat itu, Hendra meminta agar kedatangannya beserta anggota Polri lain tidak didokumentasikan.
"Pada saat itu kan, Pak Hendra bilangnya akan disampaikan kepada keluarga inti, Yang Mulia. Berita ini hanya akan dijelaskan kepada keluarga inti. Tolong tidak ada yang memfoto atau mendokumentasikan," tutur Agus, dalam persidangan tersebut.
Adapun, dalam persidangan sebelumnya, Ayah Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J, Samuel Hutabarat bersaksi bahwa ada sekelompok polisi yang datang ke rumah keluarga Brigadir J di Jambi, usai pemakaman dilangsungkan.
Samuel mengatakan, sekelompok polisi itu datang secara tiba-tiba, sebagian berseragam dan sebagiannya berpakaian sipil. Menurutnya, para polisi itu berusaha menerobos masuk ke sebuah ruang di rumahnya yang saat itu ditempati oleh adik ipar dan keponakannya beristirahat.
"Ada saya dengar itu disuruh tutup gorden, tutup pintu, (bertanya) 'Ini siapa semua?'. 'Tidak boleh memposting, tidak boleh begini, tidak boleh pakai hp'," jelas Samuel Hutabarat, dalam sidang pemeriksaan saksi-saksi terhadap Terdakwa Kuat Ma'ruf dan Ricky Rizal di Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Selatan, pada Rabu (2/11) silam.
Samuel melanjutkan, kedatangan sekelompok polisi itu bahkan sempat menyulut emosi adik ipar Samuel, Rohani Simanjuntak. Pasalnya, Rohani menilai, mereka datang tanpa menunjukkan tata krama.
"Saya dengar lagi waktu itu, adik saya Rohani sampai marah. 'Ini ada apa kalian masuk ke rumah orang dalam keadaan gini? Tidak ada tatakrama. Orang, kalau dia itu Muslim, (seharusnya bilang) Assalamualaikum. Kalau dia itu Kristen, (bilang) shalom'. Ada tatakrama masuk ke rumah orang," tutur Samuel, ketika mengisahkan kembali saat kedatangan sekelompok polisi itu.
Hal itu pun membuat Samuel akhirnya mendatangi sumber keributan itu, untuk menanyakan apa yang terjadi. Di saat itulah, ia melihat satu lagi rombongan anggota Polri yang mendekat, di mana salah satunya adalah Hendra Kurniawan.
Menurut Samuel, Hendra pun mengatakan bahwa maksud kedatangannya ke lokasi pada saat itu adalah untuk menceritakan kronologi kematian Brigadir J kepada keluarga Samuel. Hendra, kata Samuel, bahkan sempat menanyakan keberadaan istri dan anak-anak Samuel pada saat itu.
Pada saat itu, Hendra pun mengisahkan kronologi berdasarkan skenario tembak-menembak. Saat itu, Hendra menyebut telah terjadi baku tembak antara Brigadir J dengan Bharada Richard Eliezer alias Bharada E, yang dipicu oleh Brigadir J yang telah lebih dulu melecehkan istri Ferdy Sambo, Putri Candrawathi.