Jakarta, Gatra.com - Terdakwa kasus pembunuhan Brigadir J, Kuat Ma'ruf mengungkapkan bahwa Putri Candrawathi sempat menyebut Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J berlaku sadis kepadanya, saat mereka masih berada di Magelang, Jawa Tengah. Menurut Kuat, Putri menuturkan setelah ditemukan tergeletak di kamarnya dalam kondisi tak berdaya.
Hal itu terungkap, ketika Kuat menjelaskan kronologi peristiwa di Magelang, Jawa Tengah. Mulanya, ia mengaku sempat melihat Brigadir J berjalan mengendap-endap dari lantai 2 kediaman Magelang, di mana Putri Candrawathi akhirnya ditemukan tergeletak.
Kuat pun mengaku curiga setelah melihat gerak-gerik Brigadir J itu, sehingga ia meminta asisten rumah tangga (ART) Susi untuk memeriksa kondisi Putri. Tak lama setelah Susi naik ke lantai atas, Kuat pun mendengar suara Susi yang berteriak memanggil Putri, sebelum akhirnya memanggil namanya.
Mendengar panggilan Susi, Kuat yang tengah mengejar Brigadir J pun segera menghampiri Susi di lantai 2. Saat itulah, ia mengaku melihat Putri menangis dengan mata terpejam. Menurutnya, Susi juga ikut menangis dengan keras meski Kuat tak tahu penyebabnya.
Kuat akhirnya meminta Susi untuk membantunya mengangkat Putri yang semula tergeletak di depan kamar itu. Namun, tak lama setelahnya, Brigadir J datang sambil menangis.
"Yosua naik lagi ke atas, posisinya sudah nangis, naik ke atas. Saya kan posisinya di pintu kaca tadi. Yosua baru separuh, belum full ke atas, (dia bilang), 'Om saya bisa jelaskan, Om'. Saya enggak jadi angkat Ibu, karena nungguin Yosua lama, saya samperin Yosua. 'Om, Ibu kamu apain?'. Yosua malah lari turun lagi, sambil nangis ke arah dapur," ungkap Kuat Ma'ruf, dalam persidangan Senin (5/12).
Kuat mengaku, setelah ia menyaksikan reaksi Brigadir J, ia pun mengambil pisau yang dilihatnya berada di atas apel. Ia pun mengantungi pisau itu dan pergi ke Brigadir J yang membuka pintu kamar menuju garasi rumah.
"Saya melihat ada pisau di situ, di atas apel, saya ambil itu pisau, dan Yosua setelah itu buka pintu kamar menuju garasi. Saya kantungi itu pisau, saya balik lagi, saya datang ke Yosua," ungkapnya.
Tak lama, ia pun kembali pergi menolong Putri Candrawathi, dengan mengangkatnya dan memindahkannya ke dalam kamar. Saat itu, menurut Kuat, posisi Putri tengah berada dalam dekapan Susi.
Kuat pun menyebut Putri masih tak mengucapkan apapun saat ia dibaringkan di atas kasur selagi Susi merapikan bantal-bantalnya. Namun, setelah Putri membuka mata, barulah istri mantan Kadiv Propam itu menangis ketakutan, dan mencari-cari ponselnya.
"(Ibu bilang), 'Hp (handphone) mana hp mana hp? Mana Ricky mana Ricky?'. Waktu itu (Ibu) ngomong gitu. Saya tanya, Ibu langsung ketakutan, 'Jangan tinggalin Ibu, jangan tinggalin Ibu', Ibu bilang gitu," ucap Kuat Ma'ruf, dalam persidangan.
Tak hanya itu, Putri juga terus mengatakan bahwa Brigadir J telah berlaku sadis kepadanya. Ia juga disebut Kuat tak berhenti mencari ponselnya untuk menelepon Ricky Rizal.
"Saya sempat tanya ke Ibu, 'Ada apa, Bu?', saya bilang gitu kan. (Ibu jawab), 'Yosua sadis sekali kepada Ibu. Yosua sadis sekali'. Terus, sambil nangis ngomong gitu. Terus nanya, 'Mana hp mana hp?'. Saya kasihkan hp-nya Ibu yang ada di kasur, terus Ibu megang hp, tapi gemetaran tangannya Ibu. Dia minta telepon Ricky," lanjutnya.
Menuruti permintaan Putri, Kuat Ma'ruf pun segera mengambil ponsel Putri Candrawathi dan mengetikkan nama Ricky pada ponsel tersebut. Namun, belum selesai ia mengetik, ia mendengar suara Brigadir J memanggil-manggilnya sambil menangis. Akhirnya, ia pun memberikan lagi ponselnya pada Putri dan memilih bergeser ke Brigadir J untuk bertanya padanya mengenai apa yang terjadi.
"Saya tanyakan lagi, 'Om, Ibu diapain?'. Terus dia lari lagi. Nah, itu saya akhirnya teriak, 'Sudah kamu jelasin lagi saja dah, ke Ricky kalau begini'," kata Kuat.
Setelahnya, menurut Kuat, Brigadir J tetap berlari keluar kediaman ketika Kuat menyampaikan hal tersebut. Melihat itu, Kuat Ma'ruf pun memutuskan untuk kembali ke lantai atas, tepatnya ke Putri Candrawathi.
Tak hanya itu, Kuat juga mengaku sempat menyarankan Putri Candrawathi untuk melaporkan hal yang terjadi kepada Ferdy Sambo. Ia juga menyuruh Susi untuk Susi menutup semua pintu rumah.
"Terus saya bilang 'Ibu lapor Bapak (Ferdy Sambo), Bu, lapor Bapak'. Saya bilang begitu, karena di rumah tidak ada Bapak, (jadi) saya bilang lapor Bapak. Ibu masih nangis. Setelah itu, saya suruh Susi, 'Kamu tutup saja pintu semua', saya bilang gitu," kata Kuat, dalam persidangan tersebut.