Home Ekonomi Gubernur BI: Subsidi Tembus Rp341,3 triliun, 2023 Mungkin Tidak Ada Kenaikan Harga BBM

Gubernur BI: Subsidi Tembus Rp341,3 triliun, 2023 Mungkin Tidak Ada Kenaikan Harga BBM

Jakarta, Gatra.com-Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengatakan penyesuaian harga bahan bakar minyak (BBM) di tahun depan tidak diperlukan lagi. Menurut dia, hal itu berdasarkan pertimbangan jumlah subsidi dan kompensasi energi dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2023 mencapai Rp341,3 triliun.

"Dengan subsidi energi ini tentu saja, kemungkinan-kemungkinan penyesuaian harga BBM tidak diperlukan lagi," ujar Perry dalam Seminar Indef tentang Proyeksi Ekonomi Indonesia 2023 secara virtual, Senin (5/12).

Perry menyebut, kemungkinan kecil penyesuaian harga BBM di lakukan di tahun depan, pasalnya harga minyak dunia kini sudah berangsur turun. Selain itu dalam UU APBN 2023, pemerintah juga menetapkan asumsi harga minyak dunia sebesar US$89 per barel.

Adapun berdasarkan pantauan Gatra.com pada data Bloomberg, harga pembelian minyak mentah untuk kontrak Januari 2023 sekitar US$80,85 per barel. Sementara harga minyak mentah dunia pada hari ini pukul 11.36 WIB terpantau di angka US$80,49 per barel atau turun 11,14% secara bulanan.

Di sisi lain, Perry mengatakan pemerintah juga telah menyepakati angka defisit fiskal tahun depan ditekan hingga di bawah 3% dengan tetap memberikan subsidi dan kompensasi energi.

"Dengan harga minyak yang sekarang turun dan tersedia subsidi maupun kompensasi energi, tentu saja keperluan untuk menyesuaikan harga BBM itu adalah kecil," ucapnya.

Di sisi lain, Perry menekankan bahwa kolaborasi kebijakan fiskal dan moneter beserta subsidi dan kompensasi energi juga menyebabkan kebijakan BI dalam menaikkan suku bunga bisa lebih terukur. Diketahui sepanjang tahun ini, BI telah menaikkan suku bunga sebesar 175 basis poin dari 3,5% menjadi 5,25%. Menurut Perry, kenaikan suku bunga acuan BI tidak seagresif dibandingkan negara-negara maju.

"BI menempuh kebijakan suku bunga yang front loaded, pre-emptive dan forward looking. Hasilnya terbukti nyata menurunkan inflasi pada November 2022 menjadi 5,4%," imbuhnya.

100