Jakarta, Gatra.com - Mesin mobil yang semakin canggih membutuhkan dukungan pelumas yang juga canggih. Pengembangan pelumas baru yang bisa memenuhi standar tinggi tidaklah mudah. Dibutuhkan infrastruktur yang memadai. Termasuk laboratorium berkelas dunia.
PT Pertamina Lubricants satu dari sekitar 52 produsen pelumas (Lube Oil Blending Plant/LOBP) di Indonesia diklaim menjadi satu-satunya LOBP yang dilengkapi laboratorium uji. Saat ini, PT Pertamina Lubricants (PT PL) memiliki tiga fasilitas produksi di Indonesia yaitu Production Unit (PU) Jakarta (kapasitas 270 juta liter pertahun), PU Cilacap (80 juta liter pertahun) dan PU Gresik (120 juta liter pertahun). PT PL juga mengoperasikan satu pabrik di Thailand yang dikelola PT Pertamina Lubricants Thailand Co. Ltd. Pabrik ini kapasitasnya 60 juta liter pertahun.
Seluruh production unit dilengkapi dengan laboratorium produk yang digunakan untuk menguji pelumas Pertamina. Dalam setiap inovasi produk melibatkan belasan macam pengujian laboratorium termasuk analisa struktur, molekul, sifat fisika dan kimia, serta kemurnian bahan baku. Laboratorium menjadi kunci inovasi PT PL.
Dari laboratorium inilah lahir ratusan formula untuk menghasilkan pelumas sesuai kebutuhan dengan standar tertinggi. Untuk segmen otomotif antara lain merek Fastron (mobil), Enduro (motor), Meditran (bus dan truk). Untuk segmen industri dan alat berat ada brand Meditran (engine oil), Medripal (maritim engine oil), Turalik (hydraulic oil) dan Rored (automotive gear oil). Dari laboratorium ini pula lahir pelumas untuk kebutuhan lokal seperti Fastron Ecogreen yang dirancang khusus untuk mobil LCGC.
Setelah menemukan formula, pelumas memasuki tahap pengujian. Tahapan pengujian meliputi bench test, uji mesin dan uji lapangan. Uji mesin dilakukan di Jepang, Eropa dan Amerika Serikat. Juga dilakukan secara internal di laboratorium PT PL. Pengujian internal ini disesuaikan dengan populasi mesin dan kondisi real di Indonesia. Uji mesin merupakan pengujian oli secara real menggunakan mesin-mesin bervariasi yang dioperasikan secara normal sampai dalam kondisi ekstrim.
Baca Juga : Bagaimana Pelumas Dilahirkan
"Penggunaan teknologi canggih untuk memastikan kualitas produk sesuai dengan standar terbaik," kata Direktur Sales and Marketing PT PL Sari Rachmi saat kunjungan media ke fasilitas produksi PU Jakarta, di Tanjung Priok, beberapa waktu lalu.
Mesin Blending Satu-satunya di Indonesia
Formula yang berhasil lolos uji selanjutnya diproduksi di LOBP. Setiap LOBP Pertamina dilengkapi mesin blending modern. Seperti Automatic Batch Blending (ABB). Mesin ini dipakai di PU Jakarta juga PU Gresik. ABB ini seperti mesin blending konvensional, masih menggunakan tanki untuk mengaduk base oil dan aditive. Bedanya seluruh proses dilakukan secara otomatis, yang dikendalikan di control room. Seperti terlihat di PU Jakarta, tidak ada operator yang lalu lalang melayani mesin ini. Dengan cara ini diharapkan mutu produk sesuai spesifikasi dan konsisten. Resiko adanya pengotor juga diminimalisir.
"Untuk produksi, operator tinggal panggil formulanya secara lewat komputer. Lalu seluruh proses, mulai dari pemompaan base oil dari tanki penyimpanan, pemompaan additive, pencampurann, pengadukan sampai nanti hasilnya akhirnya ditransfer ke tangki finished product semuanya otomatis," kata Dody Arief Aditya, manajer PU Jakarta.
PU Jakarta juga punya mesin blending yang diklaim satu-satunya di Indonesia. " Informasi dari pembuat alat," kata Dodi. Mesin ini bisa memproduksi 2 - 3 kali lipat lebih banyak dibandingkan ABB dalam waktu yang sama. Dan hebatnya, dengan kapasitas sebesar itu, tidak membutuhkan tanki pengaduk. Karena proses pencampuran base oil dan aditive dilakukan dalam pipa. Sehingga mesin ini disebut In-line Blending (ILB).
Bagaimana ILB bisa memproduksi sedemikian banyak tanpa tanki? Pada ILB pasokan bahan baku berlangsung semi-kontinyu. Berbeda dengan ABB yang dimasukan satu-persatu ke tanki aduk. "Di mesin ILB, base oil dan aditive dipompa bersamaan, diaduk dalam pipa, lalu ditransfer ke holding tank. Jadi kapasitasnya jauh lebih besar," terang Dody. Pada ILB, aliran fluida dibuat turbulen sehingga membantu larutan menjadi lebih homogen.
Nilai plus ILB ada pada kapasitas produksinya besar. Kelemahannya adalah fleksibilitas. Jika ada produk baru, pakai aditive baru, belum tentu bisa diproses di ILB. Karena pipa-pipanya sudah didesain dedicated untuk setiap aditive supaya tidak terjadi kontaminasi. Karena itu, ILB hanya dipakai untuk memproduki pelumas-pelumas yang sangat laris di pasaran.
ABB secara kuantiti memang inferior dibandingkan ILB, tapi sangat fleksibel. Setiap ada produk baru, formula baru, aditive baru, semua bisa diproses di ABB. Proses homogenisasi juga lebih unggul di ABB. Sehingga lebih cocok untuk memproduksi pelumas dengan komposisi yang komplek. Kunci sukses dari proses produksi ini adalah pencampuran sesuai dengan formula yang presisi. Yang kedua bagaimana mencegah pengotor masuk dalam campuran. Untuk memastikan kualitas mutu sesuai standar, pengecekan dilakukan setiap 30 menit.
Baca juga: Bagaimana Pelumas Paling Laris di Indonesia Diproduksi
Seluruh pabrik PT PL menerapkan konsep dasar Total Quality Control (TQC) dengan delapan tahapan. TQC merupakan sistem jaminan kualitas terpadu, mulai dari pemasok hingga hasil keluaran produksi, distribusi, dan dipasaran. TQC dilakukna untuk mencegah ketidaksesuaian lolos ke proses berikutnya, atau ke pelanggan, dan mencegah terjadai cacat produk. Hasilnya, pelumas produksi PT PL mendapat pengakuan internasional. Saat ini Produksi PT PL mendapat pengakuan standar kualitas global seperti API(AS), AJO (Jepang), ACEA(Eropa), SNI(Indonesia).
Sekaligus memasikan standar produksi dan produk sesuai dengan Standar Nasional Indonesia (SNI) dan Standar Internasional SNI ISO/IEC 17025:2017, Sistem Manajemen Mutu Laboratorium, ISO 45001:2018 Sistem Manajemen K3, ISO 50001:2011 Sistem Manajemen Energi, ISO 9001:2015 Sistem Manajemen Mutu dan ISO 14001:2015 Sistem Manajemen Lingkungan.