Jakarta, Gatra.com - Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan inflasi tahunan pada Bulan November 2022 sebesar 5,42% (year on year). Sementara inflasi bulanan pada November 2022 sebesar 0.09% (month to month).
"Terjadi kenaikan indeks harga konsumen dari 107,05 pada November 2021 menjadi 112,85 pada November 2022," ungkap Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa, Setianto dalam konferensi pers dikutip secara virtual, Kamis (1/12).
Setianto menjelaskan, hasil pantauan BPS di 90 kota, terdapat pelemahan inflasi pada November 2022. Di Pulau Sumatera, inflasi tertinggi terjadi di Kota Bukittinggi, yaitu sebesar 7,01%; Pulau Jawa di Jember sebesar 7,76%; Pulau Kalimantan di Tanjung Selor sebesar 9,2%; Bali dan Nusa Tenggara di Kota Kupang sebesar 7,3%; Pulau Sulawesi di Kota Parapare sebesar 7,11%; serta Maluku dan Papua di Kota Jayapura sebesar 6,81%, dan Kota Ternate sebesar 3,26%.
"Inflasi tertinggi di Tanjung Selor diakibatkan oleh angkutan udara dengan andil inflasi sebesar 2,07%; bensin sebesar 1,2%, bahan bakar rumah tangga sebesar 0,87%, dan cabai rawit andil sebesar 0,37%," imbuh Setianto.
Jika dilihat dari komoditas, Setianto membeberkan bahwa penyumbang inflasi secara tahunan tertinggi berasal dari komoditas bensin, bahan bakar rumah tangga, dan tarif angkutan udara. Masing-masing menyumbang andil inflasi sebesar 1,15%; 0.31%; dan 0,30%. Selain itu, makanan, minuman dan tembakau menyumbang inflasi 5,87% (yoy) dan transportasi 15,45% (yoy).
Sementara itu, penyumbang inflasi bulanan utamanya adalah rokok kretek filter, tomat, dan telur ayam ras dengan andil masing-masing sebesar 0,02%.
Setianto menambahkan, dibandingkan negara G20 lainnya, angka inflasi RI cenderung terbilang masih aman. Berdasarkan pantauan BPS, inflasi tahunan Amerika Serikat (AS) mencapai 7,75% (yoy); Turki mengalami inflasi 85,51% (yoy); Inggris inflasi 8,8% (yoy); Jerman inflasi 10,39% (yoy); Korea Selatan inflasi 5,67% (yoy) dan Jepang inflasi 3,7% (yoy).