Jakarta, Gatra.com – Fintech Akseleran sukses menjaga rasio kredit macet (non performing loan/NPL) tetap di angka yang rendah. Tercatat, hingga pertengahan November 2022, total kumulatif NPL Akseleran berada di angka 0,04% dari total pinjaman yang tersalurkan.
Angka tersebut lebih rendah dibandingkan realisasi NPL periode yang sama tahun lalu di angka 0,07%. Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), per September 2022, TKB90 industri yang menunjukkan tingkat keberhasilan bayar nasabah berada di angka 96,93%.
Sementara total kumulatif NPL Akseleran dari total penyaluran pinjaman usaha tercatat kurang dari 0,04%. Seddangkan TKB90 berada di angka 99,56% per September 2022 atau terus membaik sejak 2020.
Ivan Tambunan, Group CEO & Co-Founder Akseleran, mengatakan bahwa Akseleran selalu menerapkan penilaian pinjaman yang mumpuni agar menjaga kredit macet tidak meningkat. Seperti keadaan keuangan calon peminjam, kelayakan dan validitas invoice, dan riwayat kredit secara komprehensif.
Akseleran juga memproteksi hampir seluruh kampanye pinjaman yang ada di platform Akseleran dengan asuransi kredit yang melindungi 99% pokok pinjaman tertunggak. “Assesment-nya kita harus kuat agar NPL tidak tinggi, sehingga kalau masih terjadi NPL, masih ada asuransi kredit sebagai proteksinya dan kami optimis untuk menjaga angka NPL tetap rendah di bawah 1% di akhir tahun 2022,” ujar Ivan di Jakarta, kemarin.
Hingga pertengahan November 2022, Akseleran sudah menyalurkan total pinjaman usaha secara kumulatif sebesar Rp6,3 triliun. Pinjaman tersebut disalurkan kepada sekitar 4 ribu peminjam yang merupakan para pelaku usaha (UMKM).
Untuk periode Oktober 2022, Akseleran menyalurkan pinjaman usaha sebesar lebih dari Rp300 miliar atau mengalami kenaikan hingga 67% dibandingkan periode yang sama tahun 2021. Adapun target pinjaman usaha yang disalurkan Akseleran hingga akhir tahun ini yaitu sebesar Rp3,2 triliun.
“Hingga saat ini, rata-rata penyaluran pinjaman usaha Akseleran setiap bulannya sudah menembus di kisaran 280 miliar rupiah sampai 320 miliar rupiah dan didukung penuh oleh lebih dari 250 ribu pemberi dana pinjaman perorangan (retail lender) dan puluhan institutional lender,” tambah Ivan.