Jakarta, Gatra.com - Eksekutor Brigadir J, Bharada Richard Eliezer alias Bharada E mengungkapkan bahwa ia sempat dihantui mimpi buruk selama tiga minggu pascapenembakan terhadap Brigadir J. Mimpi itu datang padanya karena ia merasa berdosa atas penembakan yang ia lakukan.
"Saya merasa berdosa, Yang Mulia, karena saya mengikuti perintah dia (Sambo)," ujar Bharada E, dalam sidang pemeriksaan saksi-saksi, di PN Jakarta Selatan, Rabu (30/11).
Meski begitu, penembakan itu tetap dilakukannya karena ia merasa takut. Terlebih, perintah itu diberikan oleh seorang jenderal bintang dua, yang mana memiliki kepangkatan yang sangat jauh dibanding dirinya.
"Saya takut. Ini jenderal bintang dua, menjabat sebagai Kadiv Propam dan posisi saya, pangkat saya Bharada (Bhayangkara Dua), pangkat terendah (di kepolisian). Dari kepangkatan itu saja kita bisa lihat, bagaikan langit dan bumi. Saya merasa takut sama FS," ungkap Bharada E.
Ia mengatakan, rasa takut itu bahkan membuatnya terus memimpikan Brigadir J selama tiga minggu pascapenembakan itu terjadi, sehingga ia merasa bersalah.
"Saya betul-betul dihantui mimpi buruk kurang lebih tiga minggu. Betul (saya mimpi bertemu dengan Almarhum)," kata Bharada E.
Oleh karena rasa bersalahnya itu, Bharada E memutuskan untuk mengatakan hal yang sebenarnya dalam proses penanganan perkara.
"Saya merasa bersalah. Ya (saya memutuskan untuk jujur, karena) saya merasa tertekan, Yang Mulia. Beruntungnya, pas saya dibawa itu enggak ada komunikasi dengan FS itu, (karena) pada saat itu sudah enggak bisa pakai hp (handphone)," ungkapnya.