Jakarta, Gatra.com - Tahun ini menandai 65 tahun Pertamina memproduksi pelumas. Dimulai dalam bentuk lithos dan curah, kini pelumas Pertamina merajai pasar dengan ratusan varian. Pelumas Pertamina menjadi yang paling laris dengan menguasai 35 persen pangsa pasar domestik. Bahkan sudah diekspor ke-empat belas negara.
PT Pertamina Lubricants (PT PL) cucu perusahaan PT Pertamina yang mengelola bisnis pelumas. PT PL memiliki tiga fasilitas produksi di Indonesia yaitu Production Unit (PU) Jakarta (kapasitas 270 juta liter pertahun), PU Cilacap (80 juta liter pertahun) dan PU Gresik (120 juta liter pertahun). PT PL juga mengoperasikan satu pabrik di Thailand yang dikelola PT Pertamina Lubricants Thailand Co. Ltd. Pabrik ini kapasitasnya 60 juta liter pertahun.
PU Jakarta menjadi fasilitas terbesar di Indonesia. Berdiri diatas lahan 12 ha, fasilitas produksinya meliputi Lube Oil Blending Plant (LOBP), Viscovity Modifier Plant dan Grease plant. Seluruh fasilitas produksi yang digunakan berteknologi canggih dan full automation. "Penggunaan teknologi canggih untuk memastikan kualitas produk sesuai dengan standar terbaik," kata Direktur Sales and Marketing PT PL Sari Rachmi saat kunjungan media ke fasilitas produksi PU Jakarta, di Tanjung Priok, Selasa (29/11/2022).
Sebagai tuan rumah, manajer PU Jakarta Dody Arief Aditya menyambut dengan tangan terbuka dan menjelaskan tahapan produksi pelumas.
Ada empat tahapan utama. Yang pertama penyiapan bahan baku yaitu base oil dan aditive. Komponen utama yaitu base oil dibagi menjadi empat grup. Grup pertama adalah base oil yang dipasok dari kilang RU IV Cilacap ( sebanyak 440.000 MT/tahun). Group 2 impor dari Korea Selatan dan Singapura. Grup tiga base oil (syntethic) dari Kilang RU II Dumai (300.000 MT/tahun). Dan group empat: polyetilen glikol.
"Base oil turunan minyak bumi. Kebanyakan dipasok kilang Pertamina sendiri sehingga security of supply lebih terjamin. Untuk beberapa produk hi-grade ada base oil yang diimpor," terang Dody. Dalam penjelasnya disebutkan base oil dari kilang domestik memiliki kualitas yang unggul bahkan jika dibandingkan dari negara lain. Bahan baku base oil dikirim menggunakan kapal tanker yang berlabuh di dermaga milik Pertamina di depan fasilitas produksi PU Jakarta. Dari kapal tanker dipompa ke tangki penyimpan base oil di PU Jakarta. Saat ini ada 31 tangki penyimpanan raksasa dengan kapasitas lebih dari 70 ribu kilo liter.
Selain itu base oil, bahan baku yang lain adalah aditive. Aditive menentukan karakter dan fungsi pelumas. Ada lebih dari seratus aditive yang digunakan dalam produksi pelumas Pertamina. Saat ini PU Jakarta memiliki 32 tanki untuk penyimpanan aditive.
Selanjutnya yang kedua adalah penyiapan material kemasan. Ada beberapa jenis kemasan. Seperti, botol plastik, drum, hingga kontainer. Semua diproduksi pihak ketiga. Kemasan ini disimpan di gudang khusus sebelum dipakai.
Yang ketiga adalah fase paling penting yaitu pencampuran/blending. Dilakukan di LOBP. Pencampurnan base oil dan additive sesuai formula yang dipasok dari tim development. "Tantangannya ada pada kesesuaian pencampuran dengan formula. Yang kedua bagaimana mencegah pengotor masuk dalam campuran," terang Dody. Untuk memastikan kualitas mutu sesuai standar, pengecekan dilakukan setiap 30 menit. Sebelum proses dilanjutkan ke proses selanjutnya, dilakukan pengecekan kesesuaian formula di laboratorium. PT PL satu-satunya perusahaan pelumas di Indonesia yang memiliki lab uji oli sendiri.
PU Jakarta didukung tiga jenis mesin blending. Salah satunya diklaim sebagai mesin paling canggih dan hanya ada satu-satunya di Indonesia yaitu In-Line Blending yang sekali proses bisa mengolah 77 kilo liter bahan baku setiap jam. Sebagai pembanding, dua mesin blender lainnya, Automatic Batch Blending dan Simultaneous Blending hanya bisa 30 kiloliter setiap jam. PU Jakarta menggunakan mesin ini untuk memproduksi jenis-jenis pelumas dengan permintaan tinggi. Proses blending dilakukan secara otomatis yang dikendalikan secara computerized. Di area blending ini nyaris tidak ada karyawan yang hilir mudik karena seluruh proses dikendalikan dari ruang kontrol. Proses mengirim, menakar dan mengaduk base oil dan aditive seluruhnya dilakukan mesin.
Terakhir, yang keempat adalah proses filling/pengisian ke kemasan sebelum dikirim ke customer. Ada produk curah yang langsung dikirim konsumen. Ada pula produk retail yang dikirim ke gudang sebelum didistribusikan ke pasar. Proses filling dilakukan di ban berjalan. PU Jakarta memiliki 8 jalur pengisian kemasan botol dengan beragam kapasitas. Ada empat jalur pengisian dengan wadah drum. Satu jalur untuk pail dan 4 jalur untuk bulk/curah.
Produksi PT PL mendapat pengakuan standar kualitas global seperti API(AS), AJO (Jepang), ACEA (Eropa), SNI (Indonesia).
Baca juga: Kunci Inovasi Teknologi Pertamina Lubricants
"Kami harapkan dengan kunjungan media, bisa mengetahui produk domestik dari bahan baku dalam negeri yang dikerjakan tenaga ahli dari dalam negeri. Namun demikian produk yang dihasilkan berstandar internasional dan standar nasional Indonesia," kata Direktur Operasi PT PL, Sigit Pranowo.