Jakarta, Gatra.com - Kementerian Agama (Kemenag) menggelar Anugerah Guru Pendidikan Agama Islam (PAI) pada sekolah yang Berprestasi dan Berdedikasi. Ajang ini diselenggarakan sebagai rangkaian peringatan Hari Guru Nasional 2022.
Kegiatan ini diikuti 271 guru dan pengawas PAI, PNS maupun bukan PNS, dari 27 provinsi. Jawa Barat merupakan provinsi dengan calon terbanyak, 26 orang. Pada urutan berikutnya, ada Aceh (20 orang), DI Yogyakarta (18), Kepulauan Riau (18), dan Bali (17). Mereka adalah guru PAI pada jenjang TK, SD, SMP, SMA, dan SMK, serta Pengawas PAI.
Hasilnya, 18 orang ditetapkan sebagai Guru PAI Berprestasi dan 5 orang terpilih sebagai Guru PAI Berdedikasi.
Direktur Pendidikan Agama Islam, Amrullah mengatakan bahwa para guru dan pengawas PAI telah bekerja dengan semangat luar biasa. Karena itu l, mereka layak menerima Anugerah Guru PAI Berprestasi dan Berdedikasi.
"Saya ingin sampaikan rasa bangga dan bahagia, karena banyak guru dan pengawas PAI yang hebat-hebat dan menunjukkan banyak prestasi, baik di sekolah maupun di masyarakat," kata Amrullah di Jakarta, Senin (28/11)
Menurut Amrullah, inilah bentuk dedikasi nyata para guru. Dia berpesan agar guru PAI terus berperan aktif, tidak hanya untuk diri sendiri tetapi juga untuk lingkungan sekolahnya dan masyarakat sekitar.
"Dengan anugerah ini, saya berpesan agar guru PAI terus berkarya dan mengembangkan inovasi sehingga dapat menginspirasi lainnya. Dedikasi bapak ibu guru yang tidak ternilai ini telah memberi bukti nyata akan kehadiran Pendidikan Agama Islam di sekolah dan masyarakat," tambahnya.
Beragam respon para pendidik yang menerima Anugrah Guru PAI Berprestasi dan Berdedikasi. Umumnya, mereka mengaku bangga dan terharu karena Kementerian Agama memberikan penghargaan dan penghormatan atas kerja mereka selama ini.
Salah seorang guru yang mendapat anugrah, Ihya Ulumuddin dari SMAN 1 Purwakarta, mengaku terkejut sekaligus bangga karena terpilih sebagai Peringkat Pertama di tingkat SMA.
“Saya tidak pernah membayangkan akan menjadi yang terbaik dalam lomba ini. Apalagi saya guru Non PNS. Karena waktu lapor ke Kepala Sekolah, Kepala Dinas Pendidikan dan Kabid PAIS Jawa Barat hanya menyampaikan apa yang selama ini telah saya lakukan untuk PAI di sekolah dan kegiatan dakwah di masyarakat," ujar Ihya yang juga aktif di Majelis Ulama dan pernah dakwah ke Inggris untuk bicara moderasi beragama.
Hal senada disampaikan Ilam Maolani dari SMPN 19 Tasikmalaya. Dia terpilih sebagai guru PAI Terbaik jenjang SMP.
“Lomba ini sangat bagus untuk menyemangati guru PAI agar terus kreatif dan punya dedikasi untuk memajukan Pendidikan agama Islam di sekolah. Namun saya juga tidak terbayang akan menjadi yang tebaik. Apalagi saya dari kampung, bukan dari kota besar,” kata Ilam yang banyak menulis buku tentang Pendidikan Agama Islam untuk SMP.
Sementara itu, Siti Nur Hidayati yang terpilih sebagai Pengawas Terbaik mengatakan bahwa dirinya memang termotivasi untuk ikut dalam lomba ini karena ingin menunjukkan kepada para guru PAI untuk terus aktif dan kreatif.
“Saya tersemangati dengan adanya lomba ini. Karena saya ingin menunjukkan kepada para guru bahwa pengawas PAI juga bisa terus kreatif dan produktif walau dianggap sudah tidak muda lagi,” ungkap Siti.