Jakarta, Gatra.com-Sejarah dan kebudayaan Islam di Indonesia tidak terlepas dari pengaruh pendatang pedagang asal Gujarat, India yang sudah lama datang di Nusantara semenjak abad ke 13 Masehi berdasarkan teori Gujarat. Dari kedatangannya inilah yang memberikan pengaruh bagi penyebaran agama Islam di Nusantara.
Hal itu mengemuka dalam diskusi yang digelar Fakultas Adab dan Humaniora UIN Jakarta, bekerjasama dengan Leiden Centre for Indian Ocean Studies mengadakan konferensi internasional bertajuk “Spiced Islam and Textual Circulation: India, Indonesia and the Indian Ocean”.
Konferensi internasional ini berlangsung dua hari yakni tanggal 28-29 November 2022, menghadirkan sejumlah sarjana terkemuka dari dalam dan luar negeri, yang telah melakukan kajian tentang Indonesia dan kaitannya dengan Lautan Hindia. Guru Besar sejarah Islam UIN Jakarta, Jajat Burhanuddin mengatakan Indonesia menerima Islam melalui proses yang panjang lewat Lautan Hindia.
"Lautan Hindia yang menyatukan bahwa ada semacam koneksi yang kuat antara Indonesia dengan India terutama dengan perkembangan Islam," ucap Jajat kepada Gatra.com di Gedung Fakultas Adab dan Humaniora UIN Jakarta, Tangerang Selatan, Senin (28/11).
Jajat menambahkan selama ini masyarakat mengira sejarah Islam hanya terfokus dari Arab saja. Namun jika ditelisik secara dalam dari sisi penyebarannya, India yang paling dominan.
"India punya peran krusial sebagai jembatan spasial dan kultural bagi corak permai Islam di Tanah Air (Indonesia). Hal ini terlihat dari Aceh dan Sumatera Barat kebanyakan memiliki turunan India," tambahnya.
Sementara, alumnus Universitas Islam Internasional Indonesia (UIII), Nia Deliana mengukapkan salah satu bukti sejarah masuknya Islam ke Nusantara adalah ditemukannya makam Malik As-Saleh 1297. Makam tersebut dikatakan mirip dengan batu nisan yang ada di Gujarat. Kemudian penemuan pada batu nisan yang berada di Pasai dan Gresik, Jawa Timur disebut mirip dengan batu nisan yang ada di Cambay Gujarat.
"Ada koneksi yang sangat kuat antara bagian selatan di India dengan Indonesia seperti Sumatera, Melayu dan Jawa," imbuh Nia.
Dalam rencana kedepan, Jajat akan menyelenggarakan konferensi internasional ini terus dilakukan sebagai pengingat bahwa penyebaran agama Islam ini lebih kental terhadap Gujarat. Namun dibahas dari segi kebudayaan serta masakannya yang memiliki kesamaan dengan Indonesia.