Padang, Gatra.com - Penyelenggaraan Pekan Olahraga Mahasiswa Nasional (POMNas) ke- XVII Tahun 2022 telah ditutup di Auditorium Universitas Negeri Padang (UNP), Sabtu (26/11) malam. Peraih juara tingkat kontingen juga sudah diumumkan.
Dari data yang Gatra.com peroleh, medali dominan diboyong atlet dari Pulau Jawa. Sementara kontingen di luar provinsi Pulau Jawa banyak yang mampu pada 20 besar. Bahkan, terdapat kontingen dari 5 provinsi yang nihil membawa medali pulang, yakni Kalimantan Utara, Maluku, Papua, Papua Barat, dan Sulawesi Utara.
"Jadi ini perlu pemerataan pembinaan atlet, sebab selama ini yang unggul hanya dari Pulau Jawa. Sumatera Barat bisa berada di perngkat kelima itu sudah luar biasa," kata Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora), Zainudin Amali kepada awak media.
Juara Umum diraih kontingen Daerah Khusus Ibukota (DKI) Jakarta yang berhasil meraup 115 medali, yakni 49 medali emas, 33 medali perak, dan 33 medali perunggu. Disusul Jawa Tengah sebagai peringkat II, dengan perolehan 89 medali yakni 28 medali emas, 23 medali perak, dan 38 medali perunggu.
Kemudian, untuk urutan III diraih Jawa Timur dengan perolehan 72 medali, yakni 21 medali emas, 29 medali perak, dan 22 medali perunggu. Peringkat IV diraih Jawa Barat dengan perolehan 61 medali, yakni 14 medali emas, 21 medali perak, dan 26 medali perunggu.
Selaku tuan rumah, Sumbar hanya meraih peringkat ke-V dengan raihan 36 medali, yakni 14 medali emas, 8 medali perak, dan 14 medali perunggu. Lalu, provinsi yang masuk dalam 10 besar yakni Sumatera Utara sebanyak 30 medali, Bali 22 medali, Daerah Istimewa Yogyakarta 22 medali, Sulawesi Selatan 25 medali, dan Nusa Tenggara Timur 7 medali.
Sementara sebelumnya, kontingen Papua memang tidak muluk-muluk, hanya memasang target bisa meraih medali perunggu dari masing-masing cabang olahraga (cabor) yang diikuti. Dengan membawa 25 atlet dan ofisial, kontingen Bumi Cendrawasih hanya mengikuti 3 dari 14 cabor yang diperlombakan.
"Tiga hanya mengikuti 3 cabor, yakni pentanque, basket, dan tarung derajat," ungkap Jonathan Kiwasi Wororomi, selaku Ketua Badan Pembina Olahraga Mahasiswa Indonesia (Bapomi) Papua, Kamis (17/11).
Menurutnya, alasan kontingen Papua hanya mampu mengikuti 3 cabor, yakni terhambat persoalan modal yang cukup besar. Apalagi, kurangnya dukungan pemerintah daerah setempat terhadap atlet POMNas 2022 ini. Kendati begitu, ini pelajaran pihaknya untuk POMNas berikutnya.
"Hasil evaluasi terakhir kami hampir saja tidak bisa ikut POMNas ini. Dukungan pemerintah daerah tidak terlalu bagus. Jadi pelajaran bagi kami untuk koordinasi lebih baik pada POMNas berikutnya," pungkas Wakil Rektor III Universitas Cendrawasih itu.