Jakarta, Gatra.com - Perhimpunan Intervensi Kardiologi Indonesia (PIKI) mengatakan bahwa dokter jantung yang sudah ada di Indonesia hanya sekitar 1.600 dan termasuk masih sedikit.
Dokter yang sudah ada saat ini selanjutnya diberikan pembinaan seperti Continuing Medical Education (CME) untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan agar senantiasa dapat melaksanakan profesinya dengan baik sesuai dengan aturan yang berlaku.
"Kita harus melakukan continuing medical education itu menjamin bahwa dokter sehingga pelayanan terhadap masyarakat ini menjadi lebih baik," ucap Ketua PIKI, dr. Doni Firman dalam konferensi pers bersama awak media di Hotel Shangri-La, Jakarta Pusat, Jumat (25/11).
Dalam penyebaran dokter jantung di Indonesia, terdapat wilayah yang sampai saat ini belum dijangkau seperti Provinsi di Papua Selatan dan daerah pemekaran Papua lainnya.
"Paling banyak ada di provinsi DKI Jakarta dengan 1 banding 38 ribu penduduk. Target kita adalah 1 dokter untuk 100 ribu penduduk. Serta ingin menjangkau ke daerah lain seperti di Papua Selatan," tambahnya.
Untuk meningkatkan target mencetak dokter spesialis jantung di Indonesia dari pemerintah melalui Kementerian Kesehatan menyediakan beasiswa pendidikan lanjutan bagi para dokter.
"Ada dua beasiswa yang dipersiapkan dari Dirjen Nakes kemudian satu lagi dari LPDP sudah di plot sampai tahun 2025," imbuh dr. Doni.
Selain itu rencananya pemerintah juga akan memberikan kuota tambahan pada beasiswa fellowship yakni beasiswa yang berfokus pada pengembangan kemampuan profesional di bidang yang lebih spesifik.
"Kemungkinan akan kita kembangkan lebih banyak sehingga lebih banyak juga kuota yang bisa dipenuhi termasuk juga nanti akan didata tempat-tempat fellowship yang berada di luar negeri sehingga nanti kebutuhannya bisa dapat mendekati dengan target yang akan dijalankan," tutupnya.