Home Nasional BMKG: Konstruksi Bangunan Penyebab Utama Kerusakan Parah pada Gempa Cianjur

BMKG: Konstruksi Bangunan Penyebab Utama Kerusakan Parah pada Gempa Cianjur

Jakarta, Gatra.com - Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati mengatakan konstruksi rumah menjadi faktor utama penyebab kerusakan yang signifikan pada bencana gempa bumi di Cianjur. Ia menyebut temuan itu berdasarkan data pengamatan BMKG di lapangan.

"Selain memang berada di atas episenter, lokasi-lokasi yang rusak itu signifikan karena faktor konstruksi bangunan," ujar Dwikorita dalam konferensi pers, Kamis (24/11).

Menurut Dwikorita, kondisi tanah di lokasi gempa cenderung sama, hanya saja kekuatan konstruksi bangunan menimbulkan kerusakan yang berebeda-beda dalam kejadian gempa di Cianjur.

"Jadi ada yang tidak begitu rusak tapi ada yang rusak parah di atas kondisi tanah yang sama pada jarak episentrum yang sama. Sehingga yang signifikan sangat vital adalah konstruksi bangunan," paparnya.

Baca juga: BNPB Catat Ada 56.320 Rumah Rusak Akibat Gempa Cianjur

Karena itu, dia meminta agar rekonstruksi rumah warga wajib memperhatikan standar bangunan antigempa atau tahan gempa. Selain itu, sebaiknya dalam mendirikan bangunan warga diminta menjauhi lokasi episenter gempa minimal radius 50-100 meter.

Ia juga menuturkan bahwa kerusakan bangunan yang parah juga terlihat di lokasi dekat lereng atau lembah. Dwikorita menekankan agar masyarakat menghindari mendirikan rumah di permukaan tanah yang miring atau menurun.

"Perlu ada jarak radius katakan, 100 meter dari pusat (gempa) tadi ya, atau pada zona patahan ya itu yang perlu diperhatikan," terangnya.

Kendati, apabila nantinya warga tetap mendirikan bangunan di lokasi yang sama seperti sebelumnya, maka Dwikorita menekankan agar konstruksi rumah benar-benae tahan gempa.

Sebagai informasi data terbaru BNPB mencatat gempa bumi berkekuatan 5,6 magnitudo dengan kedalam 10 km yang terjadi pada Senin (21/11) pukul 13.21 WIB ini telah menyebabkan 272 orang meninggal dunia, 39 orang hilang, 2.046 orang mengalami luka-luka dan 62.545 orang mengungsi.

Selain itu, guncangan gempa telah menimbulkan kerusakan infrastruktur. Tercatat hingga saat ini sebanyak 56.311 rumah warga mengalami kerusakan berat, 22.267 rumah rusak sedang, dan 11.836 rumah rusak ringan. Adapun gempa juga merusak 31 gedung sekolah, 124 tempat ibadah, tiga fasilitas kesehatan, dan 13 gedung kantor.

532