Jakarta, Gatra.com - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Letjen Suharyanto meminta masyarakat Cianjur untuk melaporkan anggota keluarganya yang menjadi korban gempa bumi ke posko penanganan bencana terdekat. Laporan dibutuhkan untuk korban meninggal, maupun korban yang masih hilang.
"Kami imbau yang merasa anggota keluarganya jadi korban mohon melapor ke posko untuk data nama, tempat tinggal, ciri-ciri, usia, jenis kelamin dan sebagainya," ujar Suharyanto dalam konferensi pers, Kamis (24/11).
Adapun BNPB mencatat hingga sore ini, tercatat masih ada 107 jenazah yang belum teridentifikasi dan 39 orang masih dalam pencarian tim SAR.
Menurut dia, laporan untuk korban meninggal juga dibutuhkan bagi jenazah yang sudah dievakuasi atau dimakamkan secara mandiri oleh pihak keluarga dengan melampirkan surat penyataan kematian dari fasilitas kesehatan setempat. Ia pun meminta para Kepala Desa untuk membantu pendataan terkait korban gempa bumi.
Suharyanto menjelaskan, bahwa laporan terkait korban nantinya diperlukan untuk mempermudah klaim santunan dan asuransi yang akan diberikan. Selain itu, surat kematian dibutuhkan untuk ahli waris keluarga korban gempa sebagai syarat penerimaan santunan.
"Semoga ini semakin hari semakin terkendali tentu saja situasi akan semakin baik," imbuhnya.
Data terbaru BNPB mencatat gempa bumi berkekuatan 5,6 magnitudo dengan kedalam 10km ini telah menyebabkan 272 orang meninggal dunia, 39 orang hilang, 2046 orang mengalami luka-luka dan 62.545 orang mengungsi.
Selain itu, guncangan gempa telah menimbulkan kerusakan infrastruktur. Tercatat hingga saat ini sebanyak 56.311 rumah warga mengalami kerusakan berat, 22.267 rumah rusak sedang, dan 11.836 rumah rusak ringan. Adapun gempa juga merusak 31 gedung sekolah, 124 tempat ibadah, tiga fasilitas kesehatan, dan 13 gedung kantor.