Jakarta, Gatra.com - Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Anwar Makarim meninjau satuan pendidikan terdampak bencana gempa di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Peninjauan dilakukan dalam rangka memastikan keselamatan para warga pendidikan yang terkena dampak bencana.
Berdasarkan data yang dihimpun Sekretariat Nasional Satuan Pendidikan Aman Bencana (Seknas SPAB) per Selasa, 22 November 2022 pukul 6 sore, total jumlah sekolah yang terdampak adalah 342 satuan pendidikan, yang terdiri dari jenjang PAUD sampai SMA dan SMK, serta SLB dan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM).
Dalam kunjungannya, Nadiem juga akan berupaya memastikan proses pembelajaran agar dapat tetap berlangsung. Ia juga berharap bantuan yang diberikan dapat meringankan kesulitan yang dialami oleh para korban becana gempa di Cianjur.
“Kami juga akan terus memastikan agar bantuan dan dukungan dapat tersalurkan dengan cepat guna mempercepat pemulihan kondisi. Mari kita berdoa dan terus bergotong royong saling membantu untuk kebangkitan Cianjur," ujar Nadiem dalam keterangannya di sela-sela kunjungan, Kamis (23/11).
Ditambahkan oleh Sekretaris Jenderal Kemendikbudristek, Suharti, pada tahap awal tanggap darurat ini Kemendikbudristek telah menyalurkan 34 tenda kelas darurat, 20 tenda keluarga, 185 paket keluarga tanggap darurat, 1.321 paket perlengkapan belajar siswa (school kit), 30 school in the box, tujuh kit remaja, 15 set alat permainan edukatif (APE) PAUD, 100 set meja lipat, sembako, pakaian, dan obat-obatan untuk warga sekolah dan donasi uang.
"Kami juga akan terus menggalang bantuan dari pegawai maupun pihak-pihak lain," katanya.
Sementara itu, mewakili sekolah yang terdampak bencana, Kepala SDN Cugenang Yeni Yantriyati menyampaikabahwa hingga saat ini warga sekolah masih mengalami trauma.
Meski di sekolah saat kejadian tidak ada aktivitas belajar mengajar, namun Yeni mengaku saat kejadian pihaknya justru tengah menengok siswa yang sakit di desa sekitar. Justru, saat itu warga sekolah melihat sendiri bagaimana saat gempa terjadi rumah-rumah penduduk ambruk di depan mata mereka.
“Kami berfokus pada pemulihan psikis guru, anak-anak dan keluarga dari trauma. Bila situasi memungkinkan, kami akan coba memulai belajar daring sebagai persiapan ujian akhir semester,” ujarnya.