Home Nasional Kepala BASARNAS Sampaikan Mengapa Daya Ruksak Gempa Cianjur Cukup Tinggi

Kepala BASARNAS Sampaikan Mengapa Daya Ruksak Gempa Cianjur Cukup Tinggi

Jakarta, Gatra.com - Kepala BASARNAS Marsdya TNI Henri Alfiandi menyampaikan pandangan soal tingginya daya rusak gempa bumi magnitodo 5,6 yang berpusat di Cianjur, Jawa Barat (Jabar).

“Ini saya bukan ahlinya, ya. Tapi, secara ilmu dan pengalaman yang saya dapat, 5,6 itu perlu diingat tepat di atasnya,” kata Henri usai RDP dengan Komisi V DPR RI, Kepala BMKG, dan Kepala BNPP/BASARNAS.

Henri menyampaikan, jika gempa Magnitudo 5,6 terjadi di tengah laut memang tidak terlalu terasa. Tapi, jika pusat gempanya tepat di bawah kota, maka inilah yang membuat banyak gedung runtuh.

“Di atasnya itu Kota Cianjur. Inilah yang membuat kenapa banyak sekali gedung yang runtuh. Itu permasalahannya dan jaraknya pendek,” lanjutnya.

Mengingat kedalaman pusat hanya 10 km, Henri menyebut gempa tersebut termasuk dangkal sebagaimana disampaikan BMKG, sehingga logis daya rusaknya tinggi karena di atasnya perkotaan.

“Kan biasa kita dengar ada gempa laut, pesisir. Ini langsung di atasnya [perkotaan],” ujarnya.

Henri juga menyayangkan kondisi bangunan di Indonesia yang masih belum sesuai standar tahan gempa. Ia mengharapkan, dengan ekonomi yang semakin tinggi dapat membuat bangunan yang lebih permanen di atas standar yang ditentukan.

“Saya juga menilai, bangunan terdahulu, bangunan nenek moyang kita yang dari kayu kemudian pakai tunggul di atas itu lebih aman,” ujarnya.

Menurutnya, meningkatnya perekonomi juga harus diikuti dengan pengetahuan semua pihak dalam membangun suatu daerah, khususnya daerah yang rawan gempa. "Indonesia ini adalah rawan gempa,” tandasnya.

Gempa bumi Cianjur terjadi pada 21 November 2022 pukul 13.21 WIB. Berdasarkan informasi dari BMKG, gempa berkekuatan M 5,6. Lokasi gempa berada di 6.84 LS,107.05 BT atau 10 kilometer Barat Daya Kabupaten Cianjur.

Gempa dengan kedalaman 10 km ini terasa sampai ke Garut, Sukabumi, Cimahi, Lembang, Cikalong Wetan, Rangkasbitung, Bogor, Bayah, Rancaekek, Tangerang Selatan, Tangerang, dan DKI Jakarta.

229