Jakarta, Gatra.com - Kepala BASARNAS Marsdya TNI Henri Alfiandi mengatakan BASARNAS dan BMKG akan bekerja sama dalam memberikan pengetahuan dasar tentang gempa kepada masyarakat.
“Pengetahuan-pengetahuan ini dengan adanya momen gempa di Cianjur memberikan pelajaran kepada masyarakat bagaimana membangun misalnya. Itu bagian dari mitigasi, membangun rumah itu bagaimana. Itu harus kita broadcast,” kata Henri usai RDP Komisi V DPR RI dengan Kepala BMKG dan Kepala BNPP/BASARNAS.
Selanjutnya, BASARNAS akan memberikan edukasi dalam cara dan bagaimana memberikan bantuan kepada masyarakat yang terdampak dan bermitigasi lebih cepat agar lebih cepat memberikan bantuan penanganan.
“Karena kita harus mendidik masyarakat untuk bisa diupayakan membantu kita untuk penanganan lebih cepat,” lanjutnya.
Henri juga memastikan bahwa BASARNAS menyiapkan dan akan terus mewaspadai daerah-daerah rawan gempa, baik itu gempa dan tsunami.
“Kalau untuk masyarakat itu tau bahwa daerah yang ditempati itu daerah sesar, lempengan patahan, itu mereka harus sangat waspada,” sarannya.
Dalam hal ini, Henri memberi contoh pada daerah Bengkulu yang sudah sangat paham dengan daerahnya sendiri, sehingga karakteristik hingga konstruksi bangunannya juga sudah disesuaikan.
Henri menyampaikan metode pembangunan rumah anti gempa yang sempat diterapkan di Yogyakarta dapat direalisasikan di Cianjur karena gempa Yogyakarta pada 2006 silam gempanya juga berasal dari sesar.
“Ini kan berulang. Nah inilah yang harus kita gaungkan kepada masyarakat, bangun rumah itu harus ada slup dan diberitahu tidak bisa membuat bangunan misalnya tembok sama tembok. Ini harus ada gawangannya. Kalau jatuh, nggak melengkung. Kalau bangunan biasa, pasti menimpa dan kebanyakan sekarang korbannya adalah tertimpa bangunan runtuh. Itu yang menjadi concern saya sebagai BASARNAS,” jelasnya.