Solo, Gatra.com - Musyawarah Nasional (Munas) Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) yang berlangsung di Hotel Alila, Solo, berlangsung rusuh, Senin (21/11) malam. Acara itu dibuka langsung oleh Presiden Joko Widodo di pagi hari. Malam harinya, baku hantam tersebut berlangsung.
Dalam sebuah video yang viral, baku hantam terjadi di luar ballroom Hotel Alila. Video berdurasi selama 55 menit itu menunjukkan dua orang yang baku hantam dan merusak peralatan makan di meja prasmanan. Peserta lain tampak berusaha melerai, namun ada pula yang tersulut emosinya.
Selain Presiden Joko Widodo, sejumlah petinggi negara juga hadir dalam acara ini. Antara lain Ketua MPR RI Bambang Soesatyo, Ketua DPRD RI Puan Maharani, Menteri Investasi atau Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir, serta Kapolri Listyo Sigit Prabowo.
Saat dikonfirmasi, Ketua Panitia OC Munas XVII HIPMI 2022 M Ali Afandi mengatakan bahwa perkelahian ini disebabkan oleh padatnya agenda dari pagi hingga malam. Meski sempat terjadi baku hantam dan acara ditunda, Munas HIPMI akan tetap diselesaikan sesuai jadwal.
"Kami mengedepankan prinsip kekeluargaan. Suasana memang sedikit menghangat, tapi tidak sampai panas," ucapnya, Selasa (22/11).
Ia meminta maaf atas kejadian tersebut. Apalagi video baku hantam tersebar ke masyarakat. "Kami sebagai panitia minta maaf atas insiden ini," katanya.
Sementara itu, Kaporesta Solo Kombes Pol Iwan Saktiadi menjelaskan kronologi kejadian itu. Di awal acara, semua kegiatan berjalan lancar.
"Kita ketahui pagi itu upacara pembukaan kemudian acaranya begitu padat dan kejadian berlangsung hingga malam," ucap Iwan.
Menurutnya, karena padatnya agenda hingga dini hari itu, situasi makin memanas. Hal ini menyebabkan peserta yang kelelahan tersulut emosinya.
"Memang rekan-rekan HIPMI ini namanya anak muda, semangatnya muda, masih punya darah muda. Ya yang berasal dari seluruh Indonesia hadir di sini," jelasnya.
Iwan menjelaskan pada malam setelah sidang pleno selesai, peserta keluar dari ballroom. Di luar ballroom terjadi gesekan antar-peserta dan senggolan yang berujung pada kesalahpahaman hingga kemudian melebar.
"Kemudian terjadi hal seperti itu. Namun sekali lagi saya sampaikan, panitia mengharapkan agar ada mediasi antara pihak yang berselisih," katanya.
Ia meminta semua pihak mengedepankan proses kekeluargaan, meskipun laporan kejadian itu sudah masuk ke pihak kepolisian.
"Laporannya sudah kami tindaklanjuti. Tidak menutup kemungkinan ada restorasi justice. Hal ini bisa terjadi kalau kedua belah pihak yang berselisih menyelesaikan secara kekeluargaan," ucapnya.