Jakarta, Gatra.com - Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil, Menengah (Kemenkop UKM) menggandeng BUMN dalam mendorong UKM tembus ke rantai pasok global.
Deputi Bidang UKM KemenKopUKM Hanung Harimba Rachman mengatakan bahwa upaya pemerintah itu dilakukan untuk meningkatkan partisipasi UKM dalam rantai produksi BUMN. Menurut dia, hal itu sesuai dengan Undang-undang (UU) Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja beserta turunannya Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 7 Tahun 2021 tentang Kemudahan, Pelindungan, dan Pemberdayaan Koperasi dan UMKM.
"Melalui jaringan kemitraan antara BUMN dan Usaha Besar dengan UKM diharapkan mampu meningkatkan produktivitas dan efisiensi, jaminan kuantitas dan kontinyuitas," ujar Hanung dalam keterangannya, Selasa (22/11).
Di sisi lain, kata Hanung, melalui kemitraan dengan BUMN maka UKM akan mendapat pendampingan, peningkatan keterampilan, dukungan akses promosi, penumbuhan jejaring kemitraan, hingga jaminan standar dan kualitas.
Adapun beberapa program kemitraan UKM yang sudah digencarkan yakni pengembangan rantai pasok perikanan tangkap Indonesia, bekerja sama dengan SPDN Pertamina, Perindo, Himbara, dan usaha besar lainnya sebagai offtaker. Selain itu, ada pula program pengembangan kemitraan pemasaran produk UMKM dengan Kimia Farma.
"Saat ini 40 UKM terfasilitasi bermitra dengan Kimia Farma dengan produk di bidang kesehatan khususnya herbal dan spa," sebut Hanung.
Selain itu, menurut Hanung, sejak 2021 KemenKopUKM bersama Kementerian Perindustrian (Kemenperin) dan Kementerian BUMN juga telah berkomitmen menjalin kerja sama yang dituangkan melalui Nota Kesepahaman yang bertujuan untuk menghubungkan pelaku Koperasi, Usaha Mikro, Kecil, Menengah (UMKM) dan Industri Kecil, Menengah (IKM) untuk terhubung ke dalam rantai pasok global (global value chain). Melalui MoU itu, kata Hanung diharap mampu meningkatkan ekspor dan penguatan substitusi impor.
Adapun sebagai tahap awal implementasi kerja sama tersebut, kata Hanung, telah terjamin kemitraan antara koperasi, UMKM dan IKM dengan enam BUMN yakni PT Pertamina, PT PLN, PT Kimia Farma, PT Krakatau Steel, Perum Perhutani, dan RNI (Persero).
“Hasil sinergi ini sebanyak 216.590 UKM telah bermitra dengan 6 BUMN dengan nilai transaksi lebih dari Rp2,5 triliun dan nilai transaksi KUMKM/IKM yang telah masuk dalam Pasar Digital (PaDi) sebesar Rp22,6 triliun,” kata Hanung.
Saat ini, Hanung menyebut program kemitraan diperluas menjadi 17 BUMN dan banyak usaha besar yaitu PT Inka, Perum Bulog, PT. Perusahaan Perdagangan Indonesia, PT. Berdikari, PT. Garam, PT. Perikanan Indonesia, PT. Bio Farma, PT. Perkebunan Nusantara III, PT. Pindad, PT. Pupuk Indonesia, dan PT. Sang Hyang Seri.
Adapun data Kemenkop UKM mencatat hingga saat ini jumlah UKM mencapai 64,2 juta unit dan mampu berkontribusi terhadap PDB sebesar 61%, dan kontribusi ekspor UKM sebesar 15,65%, menyerap 97% dari total tenaga kerja, serta dapat menghimpun 60,4%dari total investasi.
“Dari sinilah terlihat bahwa keberadaan UMKM yang bersifat padat karya mampu menjadi sebuah wadah bagi masyarakat untuk bekerja,” imbuhnya.