Cianjur, Gatra.com- Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy menyatakan pemerintah telah bergerak cepat untuk menangani Gempa Bumi magnitudo 5,6 yang mengguncang Kabupaten Cianjur, Jawa Barat.
Hal itu disampaikan Menko PMK usai melakukan koordinasi tanggap bencana Gempa Bumi Kabupaten Cianjur, bersama Bupati Cianjur, Gubernur Jawa Barat, Kepala BNPB, Kepala Basarnas, Kepala BMKG, KASAD, dan jajaran BPBD, di Kantor Bupati Cianjur, pada Selasa (22/11).
Muhadjir menerangkan, pihak BNPB telah menyuplai logistik dan kebutuhan dasar bagi para korban. Juga telah dibangun pokso utama di Kantor Bupati Cianjur. Kemudian, Pemerintah Provinsi telah mengalokasikan Dana Siap Pakai (DSP) 20 Miliar, Pemerintah Kabupaten mengalokasikan 5 Miliar, dan BNPB sudah menyalurkan bantuan sementara sebesar 500 Juta bantuan lain 1.5 Miliar. Kemudian, dana elastisitas juga akan dialokasikan melalui BNPB.
"Dari pihak pemerintah sudah membuat langkah-langkah cepat, dari Pemerintah Kabupaten dan Pemerintah Provinsi beserta jajarannya," ungkapnya.
"Oleh sebab itu, saya ucapkan terima kasih kepada Pak Gubernur, Pak Bupati dan seluruh jajaran yang telah mengambil langkah cepat sehingga penanganannya tidak bertele-tele dan tepat waktu dan bisa ditangani secara cepat," jelasn Muhadjir.
Gempa yang terjadi pada Senin 21 November 2022 pukul 13.20 WIB tersebut berskala sedang, tapi mengakibatkan daya rusak yang luar biasa. Karenanya, untuk penanganan tanggap bencana memprioritaskan korban akan dilakukan secara paralel dan mengutaman semua korban, baik korban selamat, korban cedera, dan korban meninggal dunia.
"Kita prioritaskan menggali timbunan-timbunan yang diperkirakan ada korban hidup. Kita targetkan hari ini selesai. Mudah-mudahan masih bsia diselamatkan," ucapnya.
Menko PMK juga menyatakan, akan dilakukan pendataan rumah yang terkena rusak ringan, berat, hingga fatal. Dia memerintahkan pihak terkait supaya melakulan pendataan secepat mungkin supaya bisa langsung melakukan tahap rehabilitasi dan rekonstruksi.
"Dirancang kira-kira rekonstruksi bagaimana. Mulai dari kerusakan ringan sampai kerusakan berat. Harus tuntas. Nanti akan dibantu buat rumah tahan gempa. Kerusakan berat akan dibantu penanganannya oleh BNPB dan PUPR. Nanti akan diklasifikasi supaya mudah ditangani," ungkapnya.
Muhadjir menyampaikan, untuk fasilitas umum seperti akses jalan nasional dan jalan provinsi yang terputus karena tertimbun longsoran akibat gempa juga ditargetkan selesai pada siang ini supaya akses tidak lumpuh total. Juga akan dilakukan pembangunan sementara pada jembatan yang putus akibat gempa.
Kemudian, untuk sarana prasarana seerti Masjid, Sekolah, Madrasah, akan dibantu penanganan oleh kementerian terkait. Seperti Kementerian PUPR, Kemendikbudristek, Kemenag.
Untuk antisipasi penanganan korban, Menko PMK juga akan melakukan koordinasi dengan Kemenkes untuk membantu tenaga kesehatan ke posko supaya bisa menangani korban cedera parah dan penanganan penyakit di posko pengungsian. Pihak TNI juga akan membantu membuat RS lapangan untuk menangani korban.
"Kami atas nama pemerintah mengucapkan bela sungkawa sedalam-dalamnya dan ikut prihatin atas kejadian yang diluar kehdendak kita semua. Mudah-mudahan mereka yang menjadi korban meninggal dalam keadaan syahid. Keluarga yang ditinggalkan bisa tabah tawakal dan bisa segera bangkit kembali dari keprihatinan dan trauma yang ada," ucap Muhadjir mengungkapkan duka cita.
Sebagai informasi, berdasarkan data BPBD Kabupaten Cianjur, jumlah korban tewas akibat gempa bumi Magnitudo 5,6 di Kabupaten Cianjur sementara berjumlah 162 jiwa. Jumlah korban tewas masih belum bisa dipastikan mengingat kodnsi lapangan yang belum pasti. Selain korban tewas, laporan BPBD tersebut juga mencatat gempa tersebut juga menyebabkan 362 orang luka ringan hingga berat, 2.345 rumah rusak berat, dan sekitar 13.400 orang mengungsi.