Washington, D.C, Gatra.com - Kepala Komando Pusat Amerika Serikat (AS) Jenderal Michael Kurilla mengatakan gugus tugas pimpinan AS akan mengerahkan lebih dari 100 kapal tak berawak di perairan strategis kawasan Teluk pada tahun depan untuk mencegah ancaman maritim.
Pernyataan itu disampaikan dalam konferensi tahunan pada hari Sabtu dalam Dialog Manama di Bahrain, menyusul Israel dan Amerika Serikat yang menyalahkan Iran atas serangan pesawat tak berawak di lepas pantai Oman minggu ini, yang menghantam sebuah kapal tanker yang dioperasikan sebuah perusahaan milik Israel.
Serangan itu, yang bertepatan dengan meningkatnya ketegangan antara Teheran dan Washington, merupakan yang terbaru dari serangkaian gangguan di perairan Teluk yang merupakan jalur utama pasokan energi dunia.
Baca Juga: Iran Pamerkan Pangkalan Drone Muat Rudal Dibawah Tanah
“Pada saat ini, tahun depan Satuan Tugas 59 akan menyatukan armada lebih dari 100 kapal permukaan dan bawah permukaan tak berawak yang beroperasi bersama, berkomunikasi bersama dan memberikan kesadaran domain maritim,” katanya kepala CENTCOM, dikutip AFP, Minggu (20/11).
Diluncurkan pada September 2021, Satuan Tugas 59 dibentuk di Bahrain, tempat Armada Kelima angkatan laut AS, untuk mengintegrasikan sistem tak berawak dan kecerdasan buatan ke dalam operasi Timur Tengah menyusul serangkaian serangan pesawat tak berawak dari Iran.
“Kapal tak berawak udara dan bawah laut berkembang cukup baik, kapal permukaan tak berawak adalah teknologi baru yang penting untuk keamanan di masa depan,“ menurut Armada Kelima.
Baca Juga: Tegang! Iran Tangkap Drone, Amerika Serbu dengan Helikopter Paling Canggih di Dunia
“Selain kapal tak berawak, AS sedang membangun program eksperimen di Timur Tengah untuk mengalahkan drone musuh dengan mitra kami,” kata Kurilla tanpa menjelaskan lebih lanjut.
Kepala CENTCOM ia menyebut pengembangan “drone musuh” sebagai ancaman teknologi terbesar bagi keamanan regional.