Jakarta, Gatra.com - Hasil survei Lembaga Survei Voxpol Center menunjukkan bahwa Mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono dapat menang telak apabila keduanya saling dipasangkan dalam satu paket capres-cawapres, dalam Pilpres 2024 mendatang. Bahkan, kemenangan tersebut tampak dalam berbagai skenario simulasi yang memuat beragam kemungkinan poros dan pasangan koalisi.
Menanggapi hal tersebut, Ketua Badan Pembina Organisasi, Kaderisasi, dan Keanggotaan (BPOKK) DPP Partai Demokrat Herman Khaeron pun menyebut hasil survei itu dapat menjadi topik pendalaman bagi calon partai-partai koalisi di masa mendatang. Ia pun menyebut, sosok cawapres pun dapat menjadi poin krusial dalam pengusungan pasangan capres-cawapres untuk menghadapi kontestasi Pemilu 2024 nanti.
"Kita bisa melihat, pasangan Anies-AHY ini selalu menang. Oleh karenanya, dinamika politiknya sekarang ada di cawapres. Nah, sehingga menurut saya, ini bisa menjadi pendalaman bagi calon partai-partai koalisi," ujar Herman Khaeron, ketika ditemui awak media di kawasan Cikini, Jakarta, pada Jumat (18/11).
Herman menyatakan, saat ini, Demokrat pun tengah melakukan komunikasi secara intens bersama NasDem dan PKS mengenai bagaimana formulasi yang tepat untuk menyandingkan figur tertentu sebagai cawapres dari Anies Baswedan. Oleh karena itu, potret survei Voxpol tersebut dapat menjadi bahan kajian dalam komunikasi antar partai calon koalisi di kemudian hari.
"Tentu masih banyak capres lain yang bisa disimulasikan dan dikaji. Namun kalau melihat hasil survei Voxpol, jelas bahwa memang ada keinginan masyarakat, keinginan rakyat, Anies-AHY ini menjadi suatu kesatuan untuk melakukan perbaikan dan perubahan," kata Herman dalam kesempatan tersebut.
Untuk diketahui, dalam survei tersebut, Volpox memberikan skenario atas tiga jenis simulasi berdasarkan jumlah poros pilihan dalam pemilu. Voxpol pun menampilkan sejumlah simulasi dari calon-calon pasangan yang mungkin terbentuk di kemudian hari, lengkap dengan kemungkinan koalisi partai yang mengusung pasangan tersebut.
Pada simulasi empat poros, misalnya, pasangan Anies-AHY tampak menang dengan elektabilitas mencapai 32%, apabila melawan tiga pasangan simulasi lain, seperti Puan Maharani-Andika Perkasa dengan 3,1%, Ganjar Pranowo-Erick Thohir dengan 29,5%, atau Prabowo Subianto-Muhaimin Iskandar dengan 25,5%.
Dalam simulasi empat poros lainnya, Anies-AHY juga tampak unggul 31,3% dari tiga pasangan lain, seperti Puan-Andika dengan 3,4%, Ganjar-Airlangga Hartarto dengan 26,6%, ataupun Prabowo-Ridwan Kamil dengan 28,6%.
Pasangan Anies-AHY juga tampak unggul sebesar 38,4%, kontra Puan-Andika dengan 6,9%, Airlangga-Ridwan Kamil dengan 5%, ataupun Prabowo-Khofifah Indar Parawangsa dengan 33,8%.
Sementara itu, dalam simulasi tiga poros, pasangan Anies-AHY juga unggul 37,3% ketika dihadapkan pada pasangan Ganjar-Airlangga sebesar 28% ataupun Prabowo-Puan dengan 23,4%.
Pasangan Anies-AHY juga kerap unggul dalam simulasi dua poros. Pasangan tersebut menang dengan elektabilitas sebesar 44,8% apabila melawan Prabowo-Cak Imin, unggul 49,4% apabila kontra 32,8%, serta unggul 50,7% apabila kontra Ganjar-Puan.
Dengan demikian, pasangan Anies-AHY pun terus menang dalam berbagai skenario simulasi, baik secara jumlah poros, maupun pasangan-pasangan yang menjadi kontra mereka dalam setiap skenario simulasi tersebut.