Home Hiburan Pameran 'Age of Consent' yang Menyajikan Ruang Digital bagi Seni Media Baru

Pameran 'Age of Consent' yang Menyajikan Ruang Digital bagi Seni Media Baru

Jakarta, Gatra.com - Arcolabs dan Komunitas Salihara Arts Center menggelar pameran bertajuk 'Age of Consent'. Uniknya, pameran ini dapat dinikmati melalui platform digital dan memungkinkan interaksi antara seniman dan publik dalam merespons sebuah karya. Pameran bisa diakses secara digital di galeri.salihara.org pada 19 November 2022 - 28 Mei 2023.

'Age of Consent' berfungsi sebagai platform yang memungkinkan seniman dan penonton untuk berinteraksi dan berkreasi bersama serta bisa mengembangkan karya seni. Sebagai titik awal, setiap seniman menanggapi salah satu dari empat prinsip yang memandu pameran: Waktu, Ruang, Materi, dan Energi.

"Kami ingin membuka dialog dan mendiskusikan isu-isu terkini tentang kurasi seni media baru di Indonesia dan Korea. Saya sangat senang tahun ini dapat bermitra dengan Komunitas Salihara Arts Center untuk mengembangkan program inkubasi kuratorial ini menjadi pameran daring interaktif, dengan dukungan penuh dari Korea Foundation Jakarta," ucap Direktur ARCOLABS, Jeong Ok Jeon pada awak media di Salihara Arts Center, Jakarta Selatan, Jumat (18/11).

Baca Juga: Made Kaek Pamerkan Karya Seni Makhluk-Makhluk Imajiner di Thailand

Pameran ini melibatkan empat seniman media baru dari Indonesia dan Korea Selatan, yaitu (con)struck (duo seniman asal Bandung), Cut and Rescue (kolektif yang berbasis di Jakarta), Theo Nugraha (artis/kurator dari Samarinda), dan Hyun Jung Yim (perupa asal Korea Selatan).

Berkaitan dengan praktik mereka yang menggabungkan seni retinal dan non-retinal, (con)struck akan mendalami konsep Materi. Setiap bulan, mereka akan memposting video yang bertujuan membangkitkan respons indrawi dari penonton. Audiens dapat berbagi pengalaman mereka lewat tulisan di kotak komentar dalam video.

Cut and Rescue akan merespons konsep Waktu, berdasarkan kepekaan mereka dalam melestarikan artefak berbasis waktu yang disajikan dalam berbagai bentuk yang dimaksudkan agar terasa familiar bagi penonton. Penonton akan memiliki akses ke dua karya seni: aktivitas mewarnai interaktif, dan membuat kolase menggunakan stiker yang biasa ditemukan di aplikasi media sosial. Di akhir pameran, Cut and Rescue akan menyusun kiriman kolase dan mempublikasikannya dalam bentuk zine.

Karya Digital Cut and Rescue (Dok. Age of Consent)
Karya Digital Cut and Rescue (Dok. Age of Consent)

Theo Nugraha, yang karyanya mengeksplorasi suara dalam budaya Indonesia yang beragam, akan mengangkat konsep Ruang. Karyanya menggabungkan rekaman suara dari lingkungan sekitarnya. Audiens dapat merespons dengan mengirimkan sampel suara dari sekitar mereka. Sampel akan dikumpulkan dan dipresentasikan secara berkala, dan kemudian di-remix menjadi kompilasi suara yang unik untuk diunggah di minggu terakhir pameran.

Baca Juga: Fragmentasi Perkembangan Masyarakat Dalam Kemasan Pameran ICAD

Sementara itu, Hyun Jung Yim akan mengambil Energi sebagai basis karyanya, terkait dengan refleksinya tentang peralihan antara narasi fisik dan digital. Sebagai kelanjutan dari rangkaian karya yang bertajuk smiley (2018), sang seniman mengajak para penonton untuk mengunggah foto selfie mereka. Setiap dua minggu, Yim akan menampilkan selfie yang telah ia modifikasi di galeri daring, sebagai sebuah upaya pertukaran energi.

Karya Yim Hyun Jung (Do. Age of Consent)
Karya Yim Hyun Jung (Do. Age of Consent)

Pameran ini dikuratori oleh Christine Toelle dan Luthfi Zulkifli. Keduanya adalah peserta terpilih dari XPLORE: New Media Art Incubation, sebuah program yang dirancang oleh Arcolabs untuk membina kurator seni media baru. Selama Juni 2022, sembilan peserta program inkubasi ini telah dibimbing oleh sejumlah pakar seni media baru dan para mentor yang juga berperan membimbing kurator terpilih dalam mempersiapkan pameran.

"Bagian paling menarik dari pameran ini adalah perkembangan karya seni, yang akan bergantung pada kreasi bersama publik. Kami percaya ini adalah inti dari seni media baru, sesuatu yang memberikan cara berbeda untuk menikmati pameran seni," kata Christine Toelle.

360