Banda Aceh, Gatra.com - Deputi Bidang Pengendalian Penduduk BKKBN, Dr. Bonivasius Prasetya Ichtiarto, menegaskan masalah stunting tidak bisa dianggap remeh. Oleh karena itu, masalah stunting harus dipikirkan lebih jauh, karena dampaknya akan terbawa sampai anak tumbuh dewasa.
"Untuk itu kita harus fokus pada program kerja kita. Ada dua programnya yang pertama terkait dengan spesifik, kemudian yang kedua terkait dengan sensitif. Spesifik itu dampaknya 30 persen, sedangkan sensitif itu 70 persen” terangnya kegiatan Evaluasi Kinerja Sekretariat TPPS dalam Rangka Percepatan Penurunan Stunting Tingkat Kabupaten/Kota di Sabang, Aceh, Rabu (16/11).
Bonivasius menyebutkan spesifik ini lebih kepada penanganan stunting secara langsung yakni penanganan secara klinis atau medis, pemberi makan tambahan, peningkatan gizi dan lain sebagainya.
Sedangkan sensitif yang paling berat mengacu pada pola makan anak, pola asuh, kebiasaan dan lainnya.
"Pola pikir dan budaya masyarakat saat ini yang menjadi masalah, untuk mengejar angka 14 persen dan tidak memunculkan stunting baru harus terus dilakukan pencegahan dan memberi kesadaran kepada masyarakat pentingnya pemenuhan gizi serta pola asuh yang tepat bagi anak," tegasnya.
Kepala Perwakilan BKKBN Aceh Sahidal Kastri mengungkapkan pravelensi stunting Kota Sabang termasuk rendah ditingkat Provinsi Aceh, sebesar 23,8 persen, namun masih dalam range yang dikeluarkan oleh WHO yaitu sebesar 20 persen.
"Harapannya, Kota Sabang pada 2023 menurun jadi 20,71 persen atau penurunannya sebesar 3,10 persen," kata Sahidal.
Saat ini, Kota Sabang telah terbentuk Tim TPK sebanyak 54 org dengan jumlah 18 tim di 18 desa dan tiga kecamatan yaitu Sukakarya, Sukamakmur, dan Sukajadi.
Ada pun bantuan program yang sudah berjalan diantaranya, pendampingan fasilitas rujukan, baksos, pendampingan pelayanan KIE.
"Ini adalah program dari BKKBN diluar itu ada juga program dari kedinasan lain, seperti pemberian Genaseh dan lainnya," ujar Sahidal.
Manager Data Pemantauan dan Evaluasi Satgas PPS Aceh, dr. T.M.ilzana, M.Sc (Med. Edu) mengatakan data di atas dapat dicek langsung di dasboard keluargaberesikostunting-dasboard.bkkbn.go.id.
Ia juga menambahkan, saat ini angka stunting Kota Sabang berdasarkan data per 28 Oktober 2022 berada di posisi 412 jiwa anak stunting, data ini diperoleh dari rekapitulasi data pengawalan Satgas PPS Aceh.
Sementara jumlah calon pengantin di Kota Sabang per Oktober 2022, sebanyak 63 jiwa, Bumil yang terdata berisiko 2 orang, keluarga berisiko stunting per 12 September 2022 sebanyak 11.663 jiwa dan yang tidak berisiko sebanyak 1.046 jiwa.