Jakarta, Gatra.com - Indonesia Kita menyelenggarakan pertunjukan ke-38 berjudul Orang-Orang Berbahaya. Pertunjukan ini dipentaskan pada 17-18 November 2022 pukul 20.00 WIB di Teater Besar Taman Ismail Marzuki, Jakarta.
Dalam lakon ini, untuk pertama kalinya dua sosok kreatif di dalam Indonesia Kita, Butet Kartaredjasa dan Agus Noor, menyuguhkan cerita bergaya baru. Kali ini Indonesia Kita menyuguhkan lakon tentang cerita detektif dan penyelidikan pembunuhan.
Penyelidikan dua detektif dalam pertunjukan Orang-Orang Berbahaya ini mencoba memecahkan teka-teki pandemi kegilaan yang menjangkiti banyak orang sehingga banyak yang kemudian dimasukkan ke rumah sakit karantina. Kedua detektif menyamar untuk bisa masuk ke dalam rumah sakit itu.
Di dalam rumah sakit mereka mendapati banyak pejabat-pejabat tinggi di masa lalu ada di sana. Mulai dari hakim sampai pensiunan polisi. Orang-orang “penting” di masa lalu inilah yang kemudian membuat kedua detektif tersebut menemukan kisah-kisah masa lalu yang mencengangkan.
Baca Juga: W.S Rendra di Tangan Iwan Burnani, Suguhkan Karya Teater Film 'Bunga Semerah Darah'
Menurut Agus Noor, baru kali ini Indonesia Kita menyajikan cerita detektif. Meski demikian, tetap ada ciri khas tersendiri dari Indonesia Kita, di mana ada kejutan cerita di bagian akhir. Begitu pula dengan sentuhan kritik sosial politik yang masih tetap menyertai. Dalam lakon ini, penonton diajak untuk melihat bahwa para penguasa di masa lalu masih memiliki kekuasaan dan hal-hal yang belum terselesaikan hingga sekarang.
“Setelah 37 pertunjukan, rasanya memang perlu penyegaran cerita,” ujar Agus Noor, Direktur Kreatif Indonesia Kita, di Taman Ismail Marzuki, Jakarta (17/11).
Agus Noor menambahkan, memecahkan teka-teki sebenarnya hal mengasyikkan yang selalu digemari manusia dari masa ke masa. Para pembaca buku fiksi pasti juga familiar dengan cerita-cerita misteri pembunuhan seperti Sherlock Holmes dan karya-karya Agatha Christie. Itu cerita-cerita klasik yang masih digemari hingga sekarang.
“Saya rasa, masyarakat Indonesia perlu untuk terus mengasah keingintahuan akan pemecahan persoalan untuk menguak kebenaran, karena banyak sekali sebenarnya kasus-kasus kejahatan yang tak terpecahkan di sekitar kita,” katanya.
Baca Juga: Teater Koma Hadirkan Lakon Roro Jonggrang di Taman Ismail Marzuki
Selaras dengan Agus Noor, pendiri Indonesia Kita, Butet Kartaredjasa, juga antusias dengan cerita yang berbeda kali ini. “Tahun ini, Indonesia dihadapkan dengan kasus-kasus kejahatan yang luar biasa dan seolah-olah fiktif. Seakan-akan itu terjadi hanya di cerita-cerita novel,” kata Butet.
Meski sudah tiba di pengadilan sekali pun, lanjutnya, ada kasus-kasus yang sampai sekarang masih membuat masyarakat bertanya-tanya tentang motif dan hal-hal lainnya. Padahal kasus-kasus kejahatan ini sudah ada dari zaman dulu. Hanya saja banyak kekuatan-kekuatan yang menjadikan kasus-kasus ini tetap misteri.
“Saya senang sekali kita ada dalam rezim yang memberikan masyarakat kesempatan untuk kembali berani dan kritis untuk menyoroti dan berpendapat pada kasus-kasus kejahatan yang terjadi saat ini,” ujar Butet Kartaredjasa.
Lakon yang diproduksi oleh Kayan Production ini ditulis dan disutradarai oleh Agus Noor. Pendiri Indonesia Kita, Butet Kartaredjasa, dan para seniman seni pertunjukan yaitu Cak Lontong, Akbar, Marwoto, Inaya Wahid, Susilo Nugroho, Yu Ningsih, dan masih banyak lagi. Musik yang mengiringi pertunjukan diaransemen oleh Arie Pekar dan Jakarta Street Music dan para penari yang tampil memeriahkan acara, dikoreografi oleh Josh Marcy.