Jakarta, Gatra.com – Pesta Raya Flobamoratas (PRF) 2022 akan digelar selama dua hari, pada 18-19 November 2022 mendatang, di Waterpark Kupang, Nusa Tenggara Timur, dan dibuka pada Kamis (17/11) hari ini. Acara tersebut digagas oleh program Voices for Just Climate Action (VCA) dengan berkolaborasi bersama masyarakat di komunitas muda NTT.
“Sebagai sebuah ruang kolaborasi, Pesta Raya Flobamoratas ini kemudian didesain sebagai media untuk melakukan edukasi dan kampanye publik, untuk menjangkau publik yang lebih luas,” ujar Perwakilan Pesta Raya Flobamoratas, Yurgen Nubatonis, dalam konferensi pers, Kamis (17/11).
Dengan menitikberatkan pada kepedulian terhadap lingkungan, Pesta Raya Flobamoratas dalam pelakasanaannya nanti, mengajak berbagai pihak untuk mengangkat cerita mengenai perubahan iklim, serta bagaimana masyarakat NTT beradaptasi, juga memotivasi untuk optimis dan maju.
Oleh karena itu, acara tersebut tak hanya ditujukan kepada para aktivis lingkungan. Oleh karenanya, selain mitra program VCA sendiri, Pesta Raya Flobamoratas secara terbuka digelar dengan target untuk dapat menggaet masyarakat dari golongan non-aktivis serta masyarakat muda.
“Target kita ketika mendesain kegiatan ini itu teman-teman non-aktivis. Kita juga tidak mau ketika bikin kegiatan, lalu tiba-tiba yang datang teman-teman yang selama ini setiap hari bicara tentang iklim, bicara tentang lingkungan. Itu akhirnya mubazir juga. Itu seperti menggarami lautan,” ujar Yurgen dalam kesempatan tersebut.
Dengan adanya keterbukaan tersebut, maka diharapkan bahwa edukasi dan kampanye solusi lokal atas permasalahan lingkungan yang terjadi di NTT dapat pula tersampaikan kepada masyarakat awam. Oleh karena itu, Pesta Raya Flobamoratas tidak ingin meninggalkan kesan kepada masyarakat bahwa acara tersebut dilaksanakan dalam agenda pembelajaran terkait lingkungan.
“Konsep namanya pun kita bikin terbuka, ‘Pesta Raya Flobamoratas’. Jadi, ini kita undang orang NTT untuk datang pesta, begitu. Bukan datang untuk bicara lingkungan. Ketika ada di situ, baru kemudian mereka tahu, ‘Oh ternyata ada juga ya, informasi tentang lingkungan, informasi tentang iklim’,” kata Yurgen lebih lanjut.
Dengan mengangkat tema “Adil Untuk Bumi, Adil Untuk Semua”, Pesta Raya Flobamoratas didesain agar seminimal mungkin tidak menghasilkan sampah. Dengan kata lain, properti maupun dekorasi yang digunakan dalam pesta tersebut didesain untuk dapat digunakan kembali setelah acara tersebut selesai dilangsungkan.
Tak hanya itu, Pesta Raya Flobamoratas juga akan menyediakan stasiun air minum, sehingga masyarakat yang akan menghadiri acara tersebut dapat membawa tumbler atau botol yang dapat dipakai ulang ke acara tersebut, tanpa harus meninggalkan sampah bekas minuman di sekitar area acara. Selain itu, Pesta Raya Flobamoratas juga didesain dengan konsep rendah energi.
Di samping adil untuk lingkungan, Pesta Raya Flobamoratas juga digelar dengan konsep adil untuk masyarakat. Oleh karena itu, acara tersebut dilangsungkan secara gratis, memberikan informasi secara publik, dan bahkan inklusif.
“Kita juga membuka ruang untuk teman-teman disabilitas yang juga ke sana. Untuk teman-teman yang punya keterbatasan pendengaran, kita menyediakan juru bahasa isyarat, sehingga mereka juga bisa menikmati festival budaya NTT ini,” ujarnya.
Dalam acara tersebut, Pesta Raya Flobamoratas juga menyediakan fasilitas untuk nonton bersama film dan teater, pameran sederet karya, baik kreasi dan teknologi, kerajinan dan wastra, serta inovasi kuliner khas NTT, serta konser musik pada hari terakhir perhelatan.