Nusa Dua, Gatra.com- Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengajak untuk tidak terburu-buru membuat keputusan atau sikap yang menyudutkan Rusia. Menurut dia, sikap yang diambil harus berdasarkan hasil investigasi.
"Saat bertemu Kanselir Jerman (Olaf Scholz-red) sepakat perlu investigasi sehingga tidak dapat beri keputusan yang terburu-buru," jelas Erdogan dalam konferensi persnya, di Bali International Convention Center (BICC), Nusa Dua, Bali Rabu (16/11).
Sebagai informasi, sebelumnya dilaporkan sejumlah media adanya rudal meledak di desa Przewodow, Polandia timur. Kejadian di desa yang berjarak 6 km (3,5 mil) dari perbatasan dengan Ukraina ini menewaskan dua orang.
Terkait hal tersebut, lanjut Erdogan, pihak Rusia sudah membantah jika bukan mereka sebagai pihak yang bertanggungjawab akan pengeboman tersebut. Lalu Presiden Amerika Serikat, Joe Biden juga menyebut kalau misil itu bukan buatan Rusia.
"Mungkin tidak ada kaitan Rusia, mungkin ada masalah teknis. Nanti akan tahu setelah investigasi," tegas Erdogan.
Menurut Erdogan, pihaknya juga akan membuka komunikasi dengan Rusia. Ia menyebut setelah pulang dari lawatan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Bali, pihaknya akan menelpon langsung Presiden Rusia Vladimir Putin.
"Kami buka dialog dan pastikan perdamaian dunia dan upaya ke arah ini. Setelah pulang saya akan telpon bapak Putin," tandasnya.
Erdogan menyebut bahwa pihaknya menghargai apa yang menjadi pernyataan dari pihak Rusia. "Saya perlu menghormati yang disampaikan Rusia yang bilang tidak terkait. Pernyataan ini sangat penting," ia menegaskan.