Jakarta, Gatra.com – Nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan sore ini (16/11) ditutup melemah 62 poin di level Rp15.599 per Dolar AS.
Direktur Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi, menyebut pergerakan nilai Rupiah terjadi di tengah gejolak ledakan rudal di perbatasan Polandia dan Ukraina yang menyebabkan dua orang tewas.
Baca Juga: Berkah Akhir Pekan, Rupiah Menguat Tajam ke Level Rp15.495 per Dolar AS
Presiden AS, Joe Biden yang tengah menghadari KTT G20 di Bali membuat pernyataan bahwa ledakan di Polandia itu kemungkinan tidak ditembakkan oleh pihak Rusia. Pernyataan Joe Biden itu disinyalir membuat indeks Dolar menguat dan kenaikan awal safe-have dolar AS gagal pada perdagangan bergejolak hari ini.
"Para pedagang terhibur dengan pernyataan Joe Biden," ujar Ibrahim dalam keterangannya, Rabu (16/11).
Di dalam negeri, Ibrahim menyebut pelemahan nilai Rupiah juga disebabkan para pelaku pasar terus memantau perkembangan Rancangan Undang-Undang tentang Pengembangan dan Penguatan Sektor Keuangan (RUU P2SK) turunan dari Undang-Undang Omnibus Law Cipta Kerja.
RUU P2SK, kata Ibrahim, menjadi hal penting dan strategis untuk proses pembangunan RI yang berkelanjutan. Salah satu alasan munculnya RUU P2SK karena sektor keuangan RI masih memiliki banyak permasalahan fundamental, seperti proporsi aset sektor keuangan belum merata dan peran sektor perbankan sebagai salah satu sumber pendanaan jangka pendek masih sangat dominan.
"Porsi aset di industri keuangan nonbank diharapkan menjadi sumber dana jangka panjang untuk memberikan sumber pembiayaan pembangunan masih relatif kecil," ucapnya.
Selain itu, ia menilai PDB RI masih relatif rendah dibandingkan negara sebaya lain di ASEAN. Aset bank per PDB RI baru sebesae 59,5% dan kapitalisasi pasar modal terhadap PDB baru mencapai 48,3%.
Baca Juga: Awal Pekan Rupiah Menguat Beriringan Kinerja Ekonomi Kuartal III 2022 Kian Gemilang
"Ini mengindikasikan bahwa penghimpunan dana masyarakat dalam industri keuangan masih sangat terbatas, sedangkan potensi pendalaman pasar masih sangat besar," imbuhnya.
Sedangkan untuk perdagangan besok, Ibrahim memperkirakan nilai mata uang RI kemungkinan dibuka berfluktuatif namun tetap ditutup melemah di rentang Rp15.580–Rp15.640 per Dolar AS.