Jakarta, Gatra.com - Wakil Ketua SKK Migas, Fatar Yani mengatakan hengkangnya Shell dari Blok Masela sejak 2020 lalu masih menyisakan kekecewan bagi pemerintah Indonesia. Bahkan Fatar menyebut pemerintah "kecolongan" karena raksasa minyak dunia itu meninggalkan proyek Blok Masela sebelum beroperasi.
"Kita juga enggak menyangka mereka (Shell) tega," ungkap Fatar Yani usai menghadari konferensi pers IOG 2022 di Jakarta, Selasa (15/11).
Ia pun menuding aksi Shell itu hanya main-main untuk menggoreng saham semata. Padahal, kata dia, saat itu pemerintah RI telah menyiapkan berbagai kontrak dan insentif fiskal.
"Memang banyak dulu kontrak-kontrak KKS yang kita fikir jalan, ternyata tidak jalan," ucapnya.
Karena itu, Fatar menyebut ke depannya pemerintah akan mencegah kejadian seperti Shell, hengkang sebelum bekerja. Ia memastikan pemerintah akan meninggalkan swasta-swasta minyak nakal yang ketahuan hanya menggoreng saham saja di Blok Masela.
Fatar mengungkap bahwa pemerintah tengah menyiapkan aturan baru. Salah satunya yaitu syarat insentif akan diberikan kepada perusahaan saat produksi komersial telah dilakukan.
"Sampai dengan produksi komersial kamu tidak boleh keluar, enggak ada goreng saham, kita (sudah) kecolongan ketika Shell," imbuhnya.
Melansir Majalah Gatra pada 25 Agustus 2020, Niatan Shell Upstream Overseas Services Ltd keluar dari proyek blok Masela sudah dilontarkan sejak 2016, dan dan teralisasikan pada tahun 2020. Shell berdalih ingin fokus ke bisnis hilir .
Saat itu, Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Migas (SKK Migas), Dwi Soetjipto, memperkirakan proses divestasi Shell di Masela sebesar 35%, yang valuasinya sekitar US$2 miliar baru akan rampung di 2021.
Pemerintah terus berupaya mencari pengganti Shell yang hengkang dua tahun lalu. Pada dalam konferensi pers 24 Agustus 2022 lalu, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto menyebutkan bahwa Presiden Joko Widodo ingin agar Indonesia Investment Authority (INA) berinvestasi di blok Masela untuk menggantikan Shell Upstream Overseas Ltd.
"Investasi Shell dan rencana divestasi arahan presiden ini untuk segera dinegoaiasikan dan dicarikan investor baru, termasuk mempertimbangkan sovereign wealth fund INA," kata Airlangga dalam konferensi pers tersebut.