Mojokerto, Gatra.com - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Mojokerto, kembali menggelar Pelatihan Vertikal dan Jungle Rescue lanjutan. Bupati Mojokerto Ikfina Fahmawati membuka pelatihan yang diikuti oleh personil BPDP dan anggota organisasi relawan mitra BPDB. Ikfina menyebut bahwa hasil dari pelatihan ini bisa menjadi standar keamanan ketika ingin memperkenalkan gunung-gunung yang ada di Mojokerto sebagai destinasi wisata.
“Dengan kegiatan ini, kita tidak berharap terjadi sesuatu di Kabupaten Mojokerto, tetapi itu akan menjadi standar, ketika kita ingin mengekspose gunung-gunung di Kabupaten Mojokerto menjadi destinasi wisata, itu juga harus kita lengkapi dengan standar keamanannya,” jelasnya saat membuka kegiatan yang digelar di Gedung Pertemuan PT Haraka Kitri Endah, Selasa (15/11/2022).
“Kegiatan ini tentunya tindak lanjut dari kegiatan sebelumnya, makanya materinya terkait vertical rescue dan jungle rescue lanjutan, karena yang kemarin adalah materi vertikal dan jungle rescue tingkat dasar,” ungkap Bupati Ikfina.
Kemampuan jungle rescue dan vertical rescue, lanjut Ikfina, dinilai sangat dibutuhkan di Kabupaten Mojokerto. Hal tersebut mengingat di wilayah Kabupaten Mojokerto terdapat sejumlah gunung yang memiliki potensi untuk dibukanya sebuah wisata.
“Di Kabupaten Mojokerto kebetulan kita punya gunung, meskipun tidak terlalu tinggi. Artinya, terkait jungle dan vertical rescue ini sangat dibutuhkan,” ujarnya.
Tak hanya itu, Bupati Ikfina menyebut, sebagian wilayah Kabupaten Mojokerto memiliki hutan-hutan yang kini difungsikan sebagai kegiatan ekonomi masyarakat. Hal tersebut pun memerlukan standar keamanan yang perlu diperhitungkan.
“Di sisi yang lain, di beberapa daerah seperti di Gondang, kita punya wilayah hutan, yang digarap petani-petani masyarakat Mojokerto. Ketika ada manusia yang masuk ke hutan, maka kemungkinan terjadi kecelakaan itu pasti ada. Ketika hutan-hutan ini digunakan untuk kegiatan ekonomi, ini juga harus siap safetynya,” tuturnya.
Ikfina mengatakan, masih banyak lagi manfaat dari pelatihan vertikal dan jungle rescue selain untuk di hutan dan tebing. Ia pun menyinggung fungsi vertical rescue yang bisa diterapkan oleh personil pemadam kebakaran.
“Vertical rescue ini contohnya, tidak harus di hutan, di tebing. Tetapi jika terjadi kebakaran di gedung tinggi misalnya, itu juga akan digunakan teman-teman damkar untuk melakukan proses pemadaman api, akan diterapkan untuk mengakses ke titik api yang melewati medan gedung tinggi,” bebernya.
Bupati Ikfina berharap, dengan pelatihan ini, Kabupaten Mojokerto memiliki SDM yang mumpuni dan profesional, sehingga sarana prasarana yang disediakan untuk menunjang operasi vertikal dan jungle rescue bisa dioperasionalkan dengan baik.
“Peningkatan kapasitas ini sangat penting, sebelum kita siapkan sarpras, kita siapkan personilnya, sehingga personilnya bisa mengoperasikan dan menggunakan alat-alat tersebut. Pemerintah Kabupaten Mojokerto juga punya kewajiban untuk meningkatkan standar keamanan, kita akan mensuport untuk menyediakan sarprasnya,” pungkasnya.
Sementara itu, Kepala Pelaksana (Kalaksa) Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Mojokerto, Yoi Afrida, mengatakan bahwa selain meningkatkan kapasitas dan profesionalitas personil, kegiatan pelatihan ini diharapkan mampu meningkatkan kesadaran personil.
“Besar harapan kami, dengan pelatihan ini akan bisa meningkatkan kemampuan dan profesionalitas juga mendukung penanggulangan bencana di Kabupaten Mojokerto lebih sinergis, sehingga akan tercapainya visi misi Bupati Mojokerto,” tuturnya.