Jakarta, Gatra.com - Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) menargetkan lifting minyak bumi sebesar 1 juta barel per hari (BPH) dan 12 miliar standar kaki kubik per hari (BSCFD) pada 2030.
Wakil Kepala SKK Migas, Fatar Yani Abdurrahman mengatakan untuk mengejar target lifting migas tersebut dibutuhkan upaya kuat untuk meningkatkan iklim investasi migas di Indonesia.
“Setidaknya perlu investasi hulu migas hingga US$160 miliar (lebih dari Rp 2.400 triliun) dalam kurun waktu 10 tahun mendatang hingga 2030,” kata Fatar Yani Abdurrahman di Jakarta, Selasa (15/11).
Fatar menyebut, salah satu langkah mencapai investasi tersebut yaitu melalui gelaran 3nd International Convention on Indonesian Upstream Oil and Gas 2022” (IOG 2022) 23-25 November 2025 di Bali.
Ia menjelaskan konvensi yang bakal dihadiri 120 pembicara nasional dan internasional itu akan fokus pada peningkatan iklim investasi migas melalui kolaborasi transisi energi.
"Potensi Indonesia masih menjanjikan bagi para investor," ujarnya.
Kendati, ia mengingatkan bahwa para pelaku usaha kembali menekankan beberapa isu klasik yang selama ini menjadi perhatian seperti dalam hal perbaikan fiskal, kepastian hukum, kualitas data, dan ketersediaan infrastruktur.
"Faktor-faktor tersebut secara signifikan akan meningkatkan daya tarik investasi Indonesia untuk bisnis hulu migas,” kata Fatar.
Adapun pemerintah, kata dia, terus mengupayakan peningkatan investasi di bidang hulu minyak dan gas bumi melalui kebijakan. Di antaranya dengan menawarkan terms and conditions wilayah kerja migas yang menarik bagi investor, perbaikan sistem perizinan, serta regulasi lainnya.
Ia pun berharap dengan adanya Konvensi IOG 2022 ini, para pemangku kepentingan di industri migas dapat duduk bersama dan mencari solusi untuk meningkatkan iklim investasi migas ke depan.
"Terutama jelang Indonesia Emas 2045,” ucap dia
Chairman Organizing Committee IOG 2022, Mohammad Kemal memaparkan ada tiga bagian besar konsep yang akan dibawakan dalam acara IOG 2022, yaitu Economic Recovery, Energy Security, dan Energy Transition.
Hal ini, menurut dia, berjalan linear dengan program-program pemerintah Indonesia dan target Indonesia yang lebih berkelanjutan. Adapun target Peserta tahun ini adalah sebesar 10.000 peserta online dan 1000 peserta offline dengan jumlah pembicara mencapai lebih dari 120 pembicara.
"Harapannya, di sisa tahun 2022 industri hulu migas sudah menyelesaikan hal-hal yang harus diperbaiki dan menyiapkan peluang 2023 untuk dapat dijalankan lebih baik,” kata Kemal.